Radar Sriwijaya (OKI) – Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) HM Djakfar Shodiq melakukan sidak kesejumlah warga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Disejumlah tempat dalam Kecamatan Kota Kayuagung, Kamis (14/2).
Faktanya, Wabup menemukan sejumlah warga yang dinilai mampu namun tetap menerima manfaat dari program yang digulirkan pemerintah pusat tersebut.
Guna menggunggah kesadaran masyarakat penerima PKH untuk mengundurkan diri dari kepesertaannya, Wabup HM Djafar Shodiq melakukan upaya persuasif dengan menyambangi langsung sejumlah keluarga penerima PKH yang saat ini telah berkecukupan secara ekonomi.
“Sengaja kita sambangi keluarga mampu namun masih terdaftar dalam peserta PKH. Kita menggugah warga untuk merelakan kepesertaannya dengan sukarela,” jelasnya.
Mantan anggota Legislatif ini mengatakan, dengan upaya pendekatan ini, nantinya akan bergulir kepada masyarakat yang memang layak menerima PKH.
“Program ini harus tepat sasaran. Setelah kita menyambangi warga, ternyata responnya juga diterima dengan baik. Bahkan ada sejumlah warga yang memang lebih dulu merencanakan pengunduran diri,” terangnya.
Djakfar Shodiq juga mengatakan, mekanisme untuk masyarakat yang telah mengundurkan diri selanjutnya dapat dicatat pendamping PKH.
“Tinggal diurus proses administrasi oleh pendamping. Bukan itu saja, keikhlasan warga ini kita apresiasi dengan mengundang sekaligus pemberian penghargaan minggu depan,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten OKI, Amiruddin mengungkapkan sosialisasi ini merupakan tahap awal dalam memberikan kesempatan kepada penerima kategori mampu untuk berbagi kesempatan dengan warga yang memang layak menerima.
Masih menurut Amirudin, mengenai pemasangan stiker ini sendiri, masih berupa wacana, tetapi dengan terlebih dulu melihat hasil dari sosialisasi yang tengah berlangsung.
“Langkah awalnya dimulai sosialisasi oleh Pak Wabup di Kayuagung selanjutnya akan dilakukan di kecamatan lain. Syukur-syukur hanya dengan sosialisasi banyak yang tergugah hingga kita tidak perlu tempel stiker dirumah-rumah penerima PKH” ungkapnya.
Carut-marut masalah PKH ini sendiri disebabkan banyak faktor. Ia mengatakan salah satunya, selain penerima yang tidak tepat sasaran, juga diakibatkan penyaluran untuk membantu masyarakat yang tidak mampu ini berdasarkan basis tahun 2011.
“Kuota penerima PKH di OKI saat ini mencapai 36 ribu penerima. Data yang dipakai penyaluran PKH saat ini berdasarkan basis data tahun 2011 lalu,” jelasnya.
Dirinya mengakui, berbagai pengaduan masyarakat diperkirakan memakai data lama. Ia yakin sudah banyak kondisi ekonomi penerima PKH yang berubah.
“Masalah PKH ada dua, pertama yang di dalam tidak mau keluar padahal secara syarat sudah tidak memenuhi dan kedua, yang benar-benar butuh tidak bisa masuk. Inilah yang menjadikan banyak aduan masuk. Sebaliknya, lanjutnya, proses mengeluarkan orang dari penerima pun tidak mudah,” imbuhnya.
Selain itu juga, penerima tidak mau dengan bebagai alasan dan keras kepala, sistem untuk mengeluarkan penerima juga tidak mudah.
“Paling mudah adalah masyarakat yang sudah mampu punya kesadaran untuk keluar dari program PKH, sehingga orang lain yang lebih membutuhkan bisa masuk program,” tandasnya.(jem)