Photo : Ketiga wartawan saat melapor ke SPK Polres OKI
Radar Sriwijaya (OKI) -Tiga orang wartawan yang bertugas di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dikeroyok massa saat melakukan tugas peliputan pada kegiatan rapat di Kantor Desa Celikah, Kecamatan Kayuagung, Kamis (28/3) sore sekira pukul 16.00 WIB. Rapat ini membahas sanksi adat bagi dua warga setempat yang kepergok selingkuh pada Rabu (27/3) dini hari pukul 02.00 di kediaman wanitanya.
Beruntung, ketiga wartawan media cetak dan online di Bumi Bende Seguguk ini masing-masing bernama Mat Bodok (40), Sanfriawan (43) dan Wahid Aryanto (35) ini berhasil kabur dari kepungan warga yang hadir dalam rapat tersebut. Walaupun sempat melarikan diri , namun ketiganya mengalami luka memar di bagian kepala dan robek di bagian bibir akibat pukulan massa.
Menurut keterangan salah satu korban, Mat Bodok, awalnya mereka datang ke Kantor Desa Celikah berempat, hendak meliput rapat membahas sanksi adat bagi pasangan yang kepergok selingkuh. Namun, ada warga yang menyodorkan absensi dan ditolak karena bukan termasuk warga Celikah.
“Absensi itu untuk warga Celikah yang menghadiri rapat desa membahas sanksi adat pasangan selingkuh yang kepergok kemarin malam, jadi saya tolak. Lalu warga lainnya yang melihat saya mainan HP berteriak sudahlah, jangan nak ngetik-ngetik. Dan saya jawab tidak, karena memang tidak sedang ngetik berita, tapi lihat facebook,” ungkap Mat Bodok usai melakukan visum di RSUD Kayuagung.
Sejurus kemudian, lanjut Mat Bodok, warga lainnya berteriak usir saja wartawan itu, dan seketika warga di lokasi langsung mengepung ketiga wartawan tersebut sembari melakukan pemukulan. Walaupun sempat mendapat pukulan di bagian belakang kepala, Mat Bodok yang merasa nyawanya terancam, langsung melarikan diri ke dalam Puskesmas Celikah yang berseberangan dengan Kantor Desa.
Dalam upayanya menyelamatkan diri, puluhan warga juga melakukan pengejaran terhadap Mat Bodok. Sedangkan dua wartawan yang lainnya yakni Sanfriawan dan Wahid, yang juga sempat mengalami pukulan di bagian pipi dan bibir ini diselamatkan warga setempat yang pro agar permasalahan perselingkuhan itu diberikan hukuman adat dan diarak keliling kampung. Sementara warga yang melakukan penganiayaan terhadap wartawan diduga warga yang kontra terhadap sanksi adat.
Menanggapi peristiwa ini, Plt Ketua PWI OKI, Lidia Sinaga didampingi Bambang Samudera SH dan Sekjen IWO, Romi Maradona SHi menyatakan akan membawa permasalahan ini ke jalur hukum.
“Usai visum para korban kita dampingi ke Polres OKI untuk melaporkan kasus ini. Tugas peliputan juga diatur oleh Undang-Undang, tidak ada yang bisa melarang,” tandasnya.
Sementara itu kasus dugaan perselingkuhan tersebut diduga dilakukan oleh HR dan SR yang merupakan warga Desa Celikah Kecamatan Kayuagung sekitar Pukul 02.00 WIB Rabu (27/3). Pasangan mesum ini dibawa ke Polsek Kayuagung, hingga akhirnya diserahkan di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres OKI untuk pemeriksaan insentif, namun tidak ada laporan kepolisi dari kedua belah pihak.
Menurut informasi dari salah seorang warga yang enggan disebut nama ini, penggerebekan berawal dari kecurigaan warga setempat melihat Hr yang sering menyambangi kediaman Sr dalam waktu yang lama. Padahal, Sr sendiri diketahui sedang ditinggal suaminya kerja ke Bangka.
Dikatakan warga, sekitar pukul 20.00 WIB kemarin, Selasa (26/3) keberadaan Hr diketahui mendatangi rumah Sr wanita beranak empat ini tanpa menggunakan kendaraan yang sering dipakainya.
“Sekitar jam 8 malam, warga melihat kedatangan Hr ke rumah Sr, tanpa menggunakan kendaraannya tapi sepertinya diantar seseorang,” katanya.
Ia melanjutkan, lantaran Hr tidak kunjung pulang, akhirnya warga meminta salah satu keluarga Sr untuk mengecek langsung ke rumah.
“Setelah diamati hingga beberapa jam kemudian, Hr tidak kunjung pulang. Akhirnya warga meminta keluarganya untuk mengecek langsung,” ujarnya.
Dilanjutkannya, setelah didatangi keluarganya, ternyata Hr tidak ditemukan di dalam rumah. Warga menduga, saat itu Hr berhasil mengelabui keluarga Sr dengan bersembunyi.
Tidak percaya begitu saja, warga terus mengamati rumah Sr yang menyatu dengan loket perusahaan otobus Antar Kota Antar Provinsi, yang berada persis berada di simpang Celikah.
“Keyakinan warga terbukti, menjelang dini hari, nampak keberadaan bapak 2 orang anak ini tertangkap tangan sedang berada di rumah Sr. Merasa malu, akhirnya keluarga Sr sendiri yang meminta agar pasangan ini diurus ke pihak kepolisian,” tandasnya.(den)