Ratusan Warga Prabumulih Berstatus Orang Tanpa Gejala

photo : Kadinkes_PrabumulihRatusan Warga Prabumulih Berstatus Orang Tanpa Gejala

Radar Sriwijaya (Prabumulih).- Sebanyak 227 orang warga Kota Prabumulih saat ini berstatus sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG), yang kontak erat dengan orang yang positif Virus Corona.

Gugus tugas penanggulangan dan pencegahan penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) Kota Prabumulih melalui Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Prabumulih, dr Happy Tedjo, kepada wartawan.

Selain OTG sambung Tedjo, gugus tugas juga mencatat jumlah orang dalam pemantauan (OTG) sebanyak 143 orang. “Sedangkan Pasien dalam pengawasan (PDP) jumlahnya sebanyak 13 orang dan yang dinyatakan positif sebanyak 12 orang,” ujar Tedjo.

Dikatakannya, saat ini semua OTG, ODP dan PDP tersebut masih dalam proses pemantauan oleh tim kesehatan gugus tugas dari dinas kesehatan.

“Jadi selama menjalani masa isolasi atau karantina mandiri, mereka tetap dipantau oleh petugas kesehatan kita, petugas secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan,” ungkapnya.

Terkait tingginya angka OTG, ODP dan PDP itu kadinkes mengimbau kepada seluruh warga Kota Prabumulih untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dengan selalu menjaga jarak (physical distancing) dan juga social distancing dengan tidak berkumpul.

“Jangan lupa selalu menggunakan masker baik di rumah maupun ke luar rumah,” ucapnya.

Tedjo juga mengingatkan kepada warga Prabumulih yang berada diperantauan, untuk menunda rencana pulang ke Kota Prabumulih.

“Yang berada diluar kota sebaiknya tidak usah mudik dulu,” kata Tedjo sembari mengingatkan kepada OTG untuk menjalani isolasi mandiri dengan disiplin.

Ditanya apakah orang-orang yang terdata dalam OTG, ODP dan PDP tersebut telah menjalani tes swab, Tedjo menuturkan, tes Swab tidak bisa dilakukan setiap saat seperti Rapid tes. Pasalnya, Tes swab dilakukan tergantung ketersediaan yang diberikan pihak provinsi.

“Banyak daerah yang mengajukan (tes swab ke provinsi), keinginan kita di swab semua tapi tidak bisa. Kita juga tidak bisa beli sendiri, karena syaratnya harus ada laboratorium dan harus rumah sakit rujukan sementara kita bukan rumah sakit rujukan,” pungkasnya. (sep/ast)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *