Prabumulih, Radarsriwijaya.com – Bioskop Nasional adalah salah satu media hiburan gambar bergerak tertua di kota Prabumulih.
Didirikan pada era 1950-an atas inisiatif Bapak *Terinom bin Terali*, seorang Pejabat Penggawe di Kepasirahan Marga Rambang Kapak Tengah Dua.
Keberadaan Bioskop Nasional di Prabumulih di era tahun 1950-an itu mungkin cukup fenomenal.
Bayangkan seperti apa kota Prabumulih di tahun 1950-an? Jalan Rambang sebagai jalan utama di Prabumulih masih sempit dan mungkin tidak semuanya sudah beraspal.
Hutan-hutan dan belukar yang mengelilingi kota Prabumulih masih lebat dan asri. Tapi Kecamatan Prabumulih sudah mempunyai gedung bioskop sendiri.
Jurnalis Radar Sriwijaya Prabumulih mencoba menghubungi Topan Redda Hasan melalui pesan What shap Menurutnya, Keberadaan “Nasional Bioscope” (begini dulu ia dieja) masih terus berlanjut hingga ke era 1970-an kala saya masih duduk di Sekolah Dasar Teladan Negeri No.1 Prabumulih. pungkas Topan
Bioskop Nasional, dulu jadi primadonanya masyarakat Prabumulih sebagai tempat hiburan, dikunjungi dan ditonton oleh ratusan masyarakat, baik dari dusun-dusun sekitar bahkan sampai ada yang menumpang truk sebagai sarana transportasi ke gedung bioskop nasional ini. Untuk menonton dibioskop ini, harus rela mengantri panjang terlebih duhulu untuk mendapatkan karcis.
Penonton Bioskop Nasional
kala itu sering riuh dan bertepuk tangan bila sang Jagoan India sudah datang menyelamatkan pacarnya yang berada di tangan musuh.
Ya, film India! Film India memang tontonan terfavorit masyarakat Prabumulih waktu itu. Film India sangat sering ditayangkan di Bioskop Nasional.
Semua kenal dengan bintang film India. Dev Anand, Hema Malini, Dharmendra, Jeetendra, Pran, Satrughan Sinha, Rishi Kapoor, Helen, Amitabh Bacchan, Dimpel Kapadia, Nettu Singh, Rakesh Roshan dan Sunil Dutt.
Film India itu akan diputar hingga berhari-hari bahkan bisa sebulan penuh! Daya tampung bioskop yang hanya 300 orang tapi bisa dimuati hingga 400 orang!
Penonton film India rela nonton sambil berdiri dan kepanasan sambil berpeluh keringat demi menonton bintang kesayangannya.
Jika adegan sudah sampai ke perkelahian ala India, maka penonton akan bertepuk tangan. Bahkan sampai mencucurkan air mata bila adegan sedih berkepanjangan yang ditayangkan.
Peringkat kedua film yang disukai adalah silat mandarin dan Hongkong dengan bintang-bintang Fu Shen, David Chiang, Ti Lung, Chen Kuan Thai.
Lalu selanjutnya yang disukai adalah film silat Jepang dengan bintang utama Etshuko Shiomi dan Sinichi Chiba serta Yasuaki Kurata sebagai langganan pemeran antagonis.
Namun kemudian, dengan semakin berkembangnya teknologi video hingga VCD dan DVD maka peran bioskop sebagai pemberi gambar hidup pelan-pelan menyurut.
Hingga awal tahun 1990-an Bioskop Nasional masih menyuguhkan tontotan film-film dengan jumlah penonton yang semakin merosot dan tidak menguntungkan lagi sebagai bisnis.
Kini Bioskop Nasional akhirnya ditutup sama sekali, dan menjadi kenangan masyarakat kota Prabumulih pada jamannya, sekarang gedung ini dimanfaatkan sebagai lapangan futsal dan tempat usaha. (fai)