Radar Sriwijaya, OKI – Langkah pembatasan saldo minimal diberlakukan oleh PT. Hutama Karya (HK), sebagai tindakan untuk memberikan edukasi bagi para pengguna jalan tol Kayuagung – Palembang, agar selalu memeriksa saldo sebelum masuk ke jalan tol dan mengisi saldo sebelum perjalanan. Hal ini diungkapkan oleh Branch Manager HK, Yoni Satyo Wisnuwardhono.
Hal tersebut terungkap dalam siaran pers menanggapi antrian yang terjadi di gardu masuk Gerbang Tol Kayuagung Utama, diinformasikan bahwa dalam rangka menekan antrian di gerbang keluar (exit) Jalan Tol PT Hutama Karya (Persero) telah diberlakukan pembatasan saldo minimum kartu e-toll yang terbaca di gardu masuk (entrance) sebesar Rp.25.000.00,(Dua Puluh Lima Ribu Rupiah), dimana saldo tersebut belum terpotong saat masuk ke dalam tol.
Sedangkan dalam video menuturkan bahwa “Saldo minimal Rp.75.000,(Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)” merupakan kesalahpahaman dari pengguna jalan.
Kekeliruan pemahaman ini berasal dari tarif golongan | jalan tol Keramasan — Kayuagung sebesar Rp.50.000,(lima Puluh Ribu Rupiah) dimana jalan tol tersebut memiliki sistem terbuka yang memotong saldo saat melakukan transaksi (tapping) kartu e-toll di gerbang masuk Keramasan dan tidak perlu melakukan transaksi (tapping) lagi di gerbang keluar (exit).
Sedangkan jalan tol PT Hutama Karya (Persero) menggunakan sistem tertutup dimana memerlukan transaksi 2 (dua) kali yaitu saat di gerbang masuk untuk pengambilan data asal gerbang dan transaksi (tapping) di gardu keluar untuk pemotongan saldo berdasarkan jarak tempuh. Serta diberlakukannya kembali pembatasan saldo minimal Rp.25.000,(Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) yang selama periode lebaran 2022 dinonaktifkan guna mempercepat arus lalu lintas lebaran menjadi awal kesalahpahaman.
Langkah pembatasan saldo minimal ini diberlakukan sebagai antisipasi dari PT Hutama Karya (Persero) untuk pengguna jalan yang tidak memiliki saldo saat masuk pada tol HK dan menimbulkan antrian di gerbang keluar ( exit ).
Selain itu tindakan pembatasan saldo minimum memberikan edukasi ke pengguna jalan agar selalu memeriksa saldo sebelum masuk ke jalan tol dan mengisi saldo sebelum perjalanan.
Sementara itu, menanggapi hal tersebut beberapa pengguna jalan tol, salah satu diantaranya, Alrasid, ketika dimintai komentar mengatakan bahwa aturan tersebut sangat merepotkan lantaran dengan saldo kartu e-toll yang kita kira cukup dengan Rp50 ribu, ternyata harus ada sisa saldo minimunnya sebesar Rp25 ribu dan terpaksa harus isi lagi ketika mau keluar.
“Dengan uang Rp25 ribu kita bisa membeli keperluan lain, tidak harus dipaksa untuk mengendap ke kartu e-toll. Coba kita kalikan Rp25 ribu tersebut kepada pengguna jalan tol yang saldonya pas-pasan,” ujarnya menerangkan.Hal yang sama diungkapkan oleh Eta, terlalu banyak aturan yang diterapkan oleh pengelola tol, entah kenapa hal ini dilakukan, tidak seperti tol lainnya. Bukannya mempermudah malah merepotkan dan juga jalan tol Palembang – Kayuagung kami rasakan bergelombang ketika dilalui,” katanya. (bram/rel)