KAYUAGUNG – H Subhan Ismail atau yang akrab dipanggil SBH mengaku tidak ingin terhutang budi kepada siapapun terkait rencana pencalonan dirinya sebagai salah satu kandidat bakal calon bupati OKI yang akan bertarung pada 27 juni 2017.
SBH lebih memilih menolak bantuan yang ditawarkan oleh pihak tertentu hingga para simpatisan, bukan karena merasa sombong tetapi hal ini dilakukan untuk menghindari rasa berhutang budi, terlebih lagi SBH mengakui masih mampu untuk membiayai dirinya sendiri untuk maju pada pilkada.
“Tentu saya sangat mengapresiasi adanya yang berniat untuk memberikan bantuan, hal ini jelas merupakan bukti dukungan kepada saya, namun dengan segala kerendahan hati saya tolak dengan halus, sekali lagi bukan karena saya tidak ingin dibantu.” Katanya.
Menurut SBH, dirinya tidak ingin terhutang budi dengan donator salah satunya adalah akan membatasi ruang geraknya yang tidak bisa lebih leluasa, hal ini juga dapat menyebabkan “tersanderanya” kebebasan.
“Saya sangat serius untuk maju, kalau saya hutang budi pada donatur nanti saya terlampau diatur dan banyak hal yang macam-macam, apalagi kalau nanti saya diberikan amanah menang dalam pilkada, bisa jadi mereka minta yang macam-macam dan saya tidak ingin itu terjadi,” ujarnya.
Ketua DPD Garda Pemuda Nasdem OKI tersebut, upaya sosialisasi selama ini dan mendanai setiap relawan yang dibentuk dengan uang sendiri.
“Saya sudah berhitung bersama konsultan politik saya, termasuk dimana kantong-kantong yang akan menjadi lumbung suara maupun sebaliknya, biaya operasional dan yang lainnya juga sudah siap, itu uang pribadi dan tabungan saya selama ini,” ujar SBH.
SBH tak menampik bahwa cost politik untuk maju sebagai bakal calon bupati memang tinggi dan membutuhkan modal besar, meski demikian, politik itu tidak semuanya atau semata-mata karena uang.
“Tentu saja tidak bisa pungkiri. Di politik seperti perang, juga butuh peluru. Berpolitik dan mencalonkan diri itu butuh biaya dan saya sudah siap untuk itu semua, satu hal lagi jangan berfikir bahwa seluruh suara masyarakat dapat diukur dengan uang, masyarakat juga sudah cerdas oleh sebab itu dibutuhkan persiapan dan strategy yang matang, dan saya sudah melakukan itu sejak jauh-jauh hari.” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Tokoh Pemuda OKI Welly Tegalega, mengatakan, untuk mencalonkan diri sebagai bupati butuh dana yang besar diprediksi setiap calon akan menghabiskan dana minimal Rp30 miliar, mengingat wilayah di Kabupaten OKI sangat luas.
“Kalaupun memang ada yang berniat untuk maju di pilkada OKI harus menyiapkan dana Rp 30 miliar, kalau tidak ada jangam coba-coba, ini modal untuk operasional bersosialisasi di Kabupaten OKI” jelasnya.
Selain itu, kata Welly, langkah SBH yang tidak menerima bantuan dari para donatur ini harus diapresiasi, serta sebagai sebuah komitmen kepada masyarakat bahwa tidak ada intervensi dari pihak manapun terhadap dirinya.
“Itu akan lebih baik, tidak akan ada politik balas jasa nantinya.” Ujarnya. (bud)