Photo : Grafik Penurunan Angka Kemiskinan OKI.
* Dalam 15 Tahun turun 4,44 persen.
Radarsriwijaya.com, (OKI).– Isu pengentasan kemiskinan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) belakangan ini cukup ramai diperbincangkan di sosial media, tidak hanya itu, isu infrastruktur jalan juga menjadi bahasan lainnya yang tidak kalah menarik.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) langsung menyampaikan klarifikasi berikut data-data terkait dengan isu yang beredar luas tersebut agar tidak Simpang siur.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKI Antonio Romadhon melalui Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik (PKP) Adi Yanto M.Si mengatakan, upaya Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dalam pengentasan kemiskinan membuahkan hasil positif hal ini dapat dilihat dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
BPS mencatat, angka kemiskinan dan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ogan Komering Ilir terus menurun dalam jangka waktu tiga tahun terakhir. berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022.
“Kita bisa lihat angkanya dan itu bukan pemkab yang buat tetapi data sensus dari BPS, dan data itu bisa diakses.” Ujar Adi, Kamis (4/5/2023).
Adi juga menerangkan, upaya pengentasan kemiskinan ini menjadi perioritas Pemerintah OKI dalam melaksanakan program pembangunan, sehingga hasilnya menjadi lebih baik.
” Kita bisa lihat data dalam 15 tahun terakhir, dimana pada tahun 2008, angka kemiskinan di OKI ini mencapai 17,67 persen dan pada tahun 2022 menjadi 13,23 persen. adalah bagian dari upaya pemerintah OKI untuk mewujudkan visi misi masyarakat yang mandiri sejahtera.” katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten OKI, Hani mengatakan, Jika merunut dari tahun 2020, kondisi kemiskinan di OKI terus menurun. Mulai dari 123,34 ribu jiwa (14,73 persen) di tahun 2020, turun menjadi 124,78 ribu (14,68 persen) tahun 2021, dan menurun menjadi 113,79 ribu (13,23 persen) tahun 2022.
Menurut Hani hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) merupakan rujukan termutakhir saat ini untuk mengukur indikator di bidang Sosial dan Ekonomi seperti pendidikan, kesehatan, pengeluaran rumah tangga .
.
“Data hasil SUSENAS menjadi sandaran utama untuk perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Dirilis pada Maret 2022 lalu. Beberapa output penting lainnya yang dihasilkan dari SUSENAS diantaranya Angka Kemiskinan beserta komponennya dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta komponennya,” terang Hani.
Dari pengukuran Susenas Hani menerangkan angka kemiskinan di OKI turun sebanyak 1,45 persen poin. Yakni dari 14,68 persen pada 2021 menjadi 13,23 persen di 2022. Angka penurunan ini tambah dia menjadi salah satu intervensi penurunan kemiskinan tertinggi di Sumsel.
“Metodologi pengukuran survei menggunakan konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach, yang terdiri atas garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan nonmakanan (GKNM). Penurunan 1.45 persen salah satu tertinggi di Sumsel sehingga secara urutan Kabupaten OKI turun peringkat dari urutan ke 4 menjadi urutan ke-5 di Sumsel” terang dia.
Hani menambahkan ada beberapa faktor yang mendorong penurunan angka kemiskininan antara lain, Melandainya pandemi Covid-19 yang disusul mulai bangkitnya perekonomian masyarakat.
“Salah satu sektor pendongkrak perekonomian kabupaten OKI yakni pertanian yang berkontribusi signifikan.” Jelas dia.(den/rel)