Radar Sriwijaya – Kecamatan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali menjadi titik ke-27 dari program BBM Satu Harga. Hal itu ditandai dengan diresmikannya SPBU Kompak di pulau terluar Bali tersebut.
Peresmian dilakukan oleh anggota Komite BPH Migas M. Ibnu Rizal, M. Lobo Balia, dan Ahmad Rizal bersama Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas) Direktorat Jenderal Migas Harya Adityawarman, GM Pertamina MOR V Herman M Zaini, dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Dalam acara peresmian tersebut, Ibnu mengatakan bahwa BBM Satu Harga adalah sebuah kebutuhan yang tidak tergantikan. Dia menjelaskan beberapa tahun yang lalu di daerah 3T BBM sulit ditemukan dan kalaupun ada, harganya selangit.
“Itu yang jadi persoalan. Kalau sekarang, di penyalur itu harganya sama di luar penyalur atau di pengecer mungkin harganya berbeda. Nah itu yang harus kita atur mekanismenya, tapi paling tidak barangnya ada. Itu akan secara bertahap kita perbaiki,” ujarnya, Minggu (5/11).
Dalam kesempatan yang sama, Harya menjelaskan broperasinya BBM Satu Harga di Nusa Penida 1 karena daerah ini merupakan pulau terdepan, sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. “Kalau daerah Nusa Penida ini adalah daerah terdepan di Keppres, sehingga terpilih untuk kita menempatkan BBM Satu Harga di Nusa Penida ini,” jelas Harya.
Dengan diresmikannya SPBU Kompak ini, masyarakat Nusa Penida kini mendapatkan tambahan pasokan BBM dengan jarak yang lebih dekat, yakni hanya 150 meter dari Pelabuhan Nusa Penida. Sebelumnya, 2 SPBU lain telah beroperasi namun berjarak sekitar 6 dan 15 kilometer dari pelabuhan.
Tentunya hal tersebut akan meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan dalam membeli BBM. Pemerintah Kabupaten Klungkung pun yakin bahwa SPBU Kompak akan mendukung perkembangan sektor pariwisata sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Nusa Penida.
Melalui program BBM Satu Harga, Pemerintah bersama Pertamina berkomitmen untuk terus menambah jumlah lembaga penyalur BBM di seluruh Indonesia. Ini merupakan salah satu agenda prioritas pemerintahan Jokowi-JK yang termasuk dalam Nawacita: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. (man)