** Penahan Arus Terpasang Pada Badan Jembatan.
Radar Sriwijaya (OKI) – Upaya pemerintah bersama dengan pihak pelaksana pembangunan jalan tol untuk mengurangi dampak banjir yang melanda masyarakat RT 3,4 dan 5 Kelurahan Sukadana dan Desa Celikah Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) patut untuk diapresiasi salah salah satunya dengan berupaya menutup muara sungai buntu yang merupakan salah satu pintu masuk air yang menyebabkan warga kebanjiran.
Sebelumnya upaya pembuatan sodetan dengan menggunakan box kontainer di areal pembangunan jalan tol di desa Celikah Kacamatan Kayuagung sudah dilakukan namun belum memberikan hasil yang maksimal.
Namun sayangnya, upaya penutupan muara sungai buntu ini diduga tidak diperhitungkan secara ilmiah terhadap kekuatan maupun kemampuan jembatan yang sudah berusia puluhan tahun tersebut dalam menahan terjangan air.
Pasalnya, pembangunan tugok atau dam untuk menutup muara sungai tersebut dilakukan dengan cara tradisional dan manual, ironisnya lagi, tiang penyangga yang nantinya untuk menahan beban air hingga ratusan ton tersebut justru bertahan pada badan jembatan.
Berdasarkan pantauan dilapangan, Minggu (3/12/2017) sejak tiga hari yang lalu pengerjaan penutupan muara muara sungai buntu ini dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang memang biasa mengambil atau melaksanakan lelang lebak lebung dan sungai, warga mendapatkan pekerjaan dari pihak PT Waskita Karya selaku pelaksana pembangunan jalan tol.
Sebuah pipa berukuran sebesar paha orang dewasa dengan ketebalan sekitar 5-7 milimeter sepanjang sekitar 25 meter terlihat membentang diatas sungai yang arusnya mengalir deras, sekitar sepuluh orang terlihat bekerja memasang tiang dari kayu jati setinggi 8 meter berjejer sekitar puluhan batang.
Sebagian tiang kayu jati di pasang dari bagian belakang pipa besi sebagai penahan beban, dengan posisi miring, sedangkan puluhan kayu lainnya dipasang dari bagian atas dan bertahan dibadan jembatan, kayu-kayu tersebut akan menjadi penahan beban jika nanti seluruh muara sungai buntu ditutup.
“Ini sangat membahayakan kondisi jembatan pak, sebab nanti beban ratusan ton air yang harusnya masuk kedalam sungai buntu tertahan oleh tugok tersebut, dan tiang penahan itu dipasangkan kebadan jembatan.” Ujar Yono salah seorang warga.
Menurutnya, terjangan arus yang deras tersebut akan menghasilkan beban yang sangat kuat dan terlebih lagi konstruksi bangunan tugok tersebut dilakukan secara manual, dimana setiap kayu yang ditancapkan diatas arus yang sangat deras tersebut hanya dipukul dengan menggunakan bodam besi.
“Tiang yang masuk itu tidak akan sampai satu meter pak, karena secara manual beda kalau ditekan dengan menggunakan alat berat.” Katanya.
Menurut Yono, pemasangan Tugok ini bukan tidak memiliki resiko kegagalan, akan tetapi secara persentasi tingkat kegagalannya juga cukup tinggi, artinya bukan berarti sudah pasti berhasil, belum lagi dampak yang akan terjadi pada jembatan.
“Kalaupun berhasil saya yakin akan berpengaruh pada jembatan, apalagi kalau sampai gagal bukan tidak mungkin jembatan juga ikut roboh dan ini bisa berbahaya.” Katanya.
Dijelaskannya, sebelum kelompok warga tersebut melakukan pekerjaan sudah ada beberapa kelompok masyarakat yang diminta untuk melakukan pekerjaan tersebut namun menyerah dan tidak sanggup atas resiko yang kemungkinan terjadi.
“Nah saya dengar mereka ini pokonya bekerja dulu masalah berhasil atau tidak itu belakangan hal ini sebagai upaya bahwa sudah dilakukan, namun seharusnya perusahaan sebesar Waskita mesti mempertimbangkan hal tersebut, nah sekarang apakah sudah dikaji atau belum.” Katanya.
Sementara itu menurut Ujang, salah seorang pekerja mengatakan, mereka melakukan penutupan arus masuk di muara sungai buntu ini tujuannya untuk mengurangi debit air yang mengalir kedalam.
“Arusnya memang deras pak, mudah-mudahan ini berhasil, nanti akan kita lakukan bertahap untuk mengurangi dampak terjangan air.” ujar pria yang biasa memasang tugok lelang lebak lebung tersebut.
Menurutnya setelah nanti tiang-tiang jati tersebut terpasang dan ditahan pada bagian belakannya, selanjutnya akan dipasang kayu berjejer rapat pada bagian depan dengan posisi miring. Setidaknya lebih dari 125 batang kayu seukuran betis orang dewasa yang akan di pasang menutup seluruh muara sungai buntu.
“Nanti dibagian depan kayu ini akan dipasang terpal dan diisi dengan karung berisi pasir, kemudian jika ini berhasil otomatis air yang masuk akan jauh berkurang.”katanya.
Masih kata Ujang, pekerjaan ini akan tuntas beberapa hari kedepan, artinya jika semua berjalan sesuai rencana maka diprediksi air akan menyusut.
“Semoga saja semua lancar pak, memang arus air sangat deras dan pada bagian tengah sungai kedalamannya lebih dari 5 meter.” ujarnya.(den)