Radar Sriwijaya (OKI) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini masih mengalami kekurangan kendaraan operasional berupa mobil rescue sebagai penunjang dalam mengoptimalkan kinerja personi BPBD OKI dalam menangani bencana Karhutlah tahun 2018 ini.
“Saat ini baru ada satu unit mobil rescue yang dioperasionalkan untuk mengantisipasi Karhutlah di 35 titik desa di dalam 18 kecamatan yang rawan terjadinya Karhutlah,” jelas Kepala BPBD OKI Listiadi Martin melalui Kepala Bidang Penanganan Bencana dan Logostik BPBD OKI, Umar Hasan, Selasa (6/2/2018).
Operasonal kendaraan resque yang hanya ada satu unit tentu saja kurang ideal untuk mengantisipasi karhutlah dikabupaten OKI yang sangat luas dan dengan sebagain lahan rawa-rawa.
“Kita berharap di tahun 2018 ini pihaknya bisa mendapatkan bantuan tambahan mobil rescue sebagai penunjang dalam mengoptimalkan kinerja personi BPBD OKI dalam menangani bencana Karhutlah.” katanya.
Menurut Umar Hasan, saat ini petugas BPBD OKI berjumlah 30 orang, ditambah dengan relawan yang ada di setiap kecamatan dan Manggala Agni. Jumlah ini dinilai cukup untuk menjaga dan mengatasi lahan gambut yang ada di Kabupaten OKI.
“Belum lagi di setiap desa telah dibentuk Desa Siaga Karhutlah, jadi personil sejauh ini masih cukup. Karena biasanya kebakaran hutan dan lahan tidak terjadi berbarengan,” tegasnya.
Terkait dengan antisipasi Karhutlah 2018, sambungnya, meski belum memasuki musim kemarau, namun BPBD Kabupaten OKI, tetap melakukan antisipasi dini terhadap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) dengan cara menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan.
“Rencana persiapan perlu dilakukan sejak dini, untuk itulah sarana dan prasarana yang kita miliki harus dipastikan dapat berfungsi ketika hendak digunakan ketika terjadinya bencana Karhutlah,” ujarnya.(den)