**Stok Melimpah, OKI Pasok Beras Ke Jabodetabek
KAYUAGUNG – Petani di Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya OKI boleh berbangga hati. Lantaran beras hasil sawah mereka kembali disalurkan ke Toko Tani Indonesia di Jakarta untuk memasok kebutuhan beras diwilayah jabodetabek yang membutuhkan banyak stok beras selama bulan ramadhan dan menjelang idul fitri 1438 H.
Setidaknya sudah dilakukan tiga kali pengiriman dengan total 38 ton beras oleh Gapoktan ke Toko Tani Indonesia (TTI) di DKI Jakarta, pada tahun ini ditargetkan akan dikirim beras sebanyak 180 Ton. Sementara itu Kabupaten OKI mengalami Sumatera Selatan mengalami Surplus beras hingga 442.855 ton, artinya stok kebutuhan akan beras di OKI melimpah.
“Beras gapoktan tersebut dibeli dengan harga Rp. 7.700,- perkilo dan ongkos kirim sampai ke Jakarta di subsidi pemerintah melalui kegiatan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura OKI,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtukultira, Syarifuddin SP MSi didampingi Kabid Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Aidil SP saat acara pengiriman beras di Desa Tebing Suluh, Senin (12/8)
Dijelaskannya bahwa pemasaran beras dari Gapoktan selaku produsen langsung ke pasar tingkat kosumen di ibukota negara bertujuan membantu penstabilan harga. Selain itu Gapoktan juga dapat menikmati harga layak dan konsumen membeli dengan harga yang lebih murah.
“Karena TTI merupakan toko yang dibina oleh Kementerian Pertanian, kita berharap kedepan Gapoktan OKI dapat melakukan kerjasama dengan seluruh TTI Jabodetabek dan TTI Sumsel,” ucapnya.
Sementara Asisten II Setda OKI Heri Susanto S.Sos Msi mengungkapkan bahwa saat ini OKI selain bisa memproduksi beras untuk kebutuhan sendiri tapi juga telah menyuplai daerah lain.
“Hal ini merupakan hasil kerja keras dan kerja sama petani, penyuluh, uptd dan dinas. Untuk itu terus digiatkan,” ungkap Heri.
Sambungnya, para petani dan instansi terkait juga harus menjaga kualitas beras- beras mereka. Sehingga beras yang dikirin benar- benar dinikmati dan bisa dikenal luas oleh masyarakat ibu kota.
“Kita harapkan juga agar masyarakat jangan beralih fungsi lahan dari pertanian menjadi ruko atau kebun sawit,” pintanya.
Sementara salah satu petani mengungkapkan bahwa beras yang dikirimkan merupakan hasil panen IP 100 pada penanaman tahun 2016 dan panen awal tahun 2017 lalu. (Den)