Pengungsi Sumur Meledak di Aceh Belum Terima Bantuan

Radar Sriwijaya – Sebanyak 198 jiwa dari 55 Kepala Keluarga (KK) di sekitar lokasi ledakan sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Rantau Pereulak, Aceh Timur mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Pengungsi dampak ledakan dan kebakaran itu ternyata belum mendapat penanganan memadai.

Padahal, Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial dan BPBA telah menyalurkan bantuan ke lokasi kejadian untuk kebutuhan pengungsi. Namun, sebagian kepala keluarga pengungsi masih belum menerima bantuan apapun dan terpaksa harus tidur di sebuah bangunan sementara milik warga lainnya.

Salah seorang pengungsi, Sainam mengatakan semenjak kejadian itu dirinya terpaksa ke luar dari rumah karena merasa takut tiba-tiba terjadi ledakan selanjutnya. Setelah mengungsi, dirinya mengaku sampai hari ini belum menerima bantuan apapun dari pemerintah maupun pejabat setempat yang menangani masalah sumur minyak meledak tersebut.

Termasuk, Sainam harus tidur bersama tujuh orang keluarganya di bangunan terbuka dengan beralaskan terpal dan kain-kain seadanya.

“Sejak kejadian itu sampai sekarang saya mengungsi. Ya tidur di tempat seadanya saja di atas tumpukan barang-barang. Tidak ada bantuan, selama di sini makan dan minum beli sendiri. Kami di sini 7 orang. Rumah saya berjarak 40 meter dari titik semburan sumur minyak tersebut,” kata Sainam kepada wartawan, Jumat (27/4/2018).

Sainam berharap agar pejabat setempat dapat melihat kondisi mereka yang belum ditangani. Jika ada bantuan, semoga disalurkan secara merata.

“Saya belum berani pulang ke rumah. Semburan minyak masih ada. Kemudian, di sana masih diberikan garis polisi karena masih dilakukan penjagaan dan penanggulangan lanjutan,” tambah Sainam. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *