KAYUAGUNG – Belakangan ini postingan terkait kerusakan infrastruktur terutama jalan dikabupaten OKI Sumatera Selatan seolah tidak ada habisnya untuk diperbincangkan, terlebih lagi masuki tahun politik pilkada di Kabupaten OKI 2018 mendatang.
Salah seorang pengguna media social facebook dengan akun Jauhari Ari yang juga diketahui sebagai salah satu anggota DPRD OKI, memposting sebuah tulisan “JALAN RUSAK” yang dilengkapi photo jalan rusak dengan sejumlah argumentasi secara rasional terkait kondisi jalan dikabupaten OKI, Postingan tersebut langsung mendapatkan reaksi dari para netizen (warga intenet,red) terutama kebanyakan yang berasal dari Kabupaten OKI. Baik para netter yang pro maupun kontra terhadap pemerintah saat ini.
Setidaknya postingan tersebut dibagikan lebih dari 34 kali dan mendapatkan like 319 orang dan 298 komentar. Dalam postingan tersebut ditulis,
“JALAN RUSAK”
Ramai di Medsos di posting kondisi Infrastruktur di OKI yg Rusak Parah..
Dalam kondisi ini siapa yg tdk merasa kesulitan dan susah..??
Baik Penyelenggara Pemerintahan terlebih lagi Masyarakat selaku pengguna utama..
Dlm situasi ini sp yg salah..??
APBD OKI Ta. 2016 Berkisar 2.3 T
Bln Juli 2016 masuk SRI MULYANI diangkat Presiden Menjadi MENKEU..
Terjadi Defisit APBN cukup Parah..
Rancangan Pendapatan Negara tdk tercapai..
Sehingga beliau hrs mengambil kebijakan memotong APBN..
Sehingga berpengaruh terhadap Suplai Dana ke Semua Daerah (PROV,KAB dan KOTA) Seluruh Indonesia..
Termasuk Kab.OKI..
Hrs mengalami Dampak yg sama..
Mengakibatkan APDB terhutang pada Pihak Ke 3 mencapai berkisar 300 M..
Terutama Urusan Infastruktur..
APBD Ta.2017 berkisar 2.2 T..
Berkisar 1.2 T untuk belanja Pegawai..
Berkisar 100 M Suplai Dana Desa yg tdk dpt diganggu gugat..
Menanggung Hutang APBD Ta 2016 yg sdh Kami sebutkan diatas..
Luas wilayah OKI hampir setara dgn Provinsi Bengkulu..
Dan 70 % adalah perairan..
Ditambah lagi mendapat berkah dr Allah SWT hujan/tanpa kemarau hampir 2 th..
Cukup syarat menjadikan Jln hrs putus dimana2..
Memang Nasib Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Anggota DPRD diperiode ini krg beruntung..
Tp apakah kita hrs menyalahkan Mereka..??
TIDAK..!!
Tahun ini adalah Tahun Politik..
Tp mari Kita berikan info yg mencerdaskan kepada Rakyat..
Jgn Kita jadikan Isue hangat Menjelang PILKADA..
Sy Pribadi dan PKS bukan Pendukung KDH dan WKDH terpilih saat 2014..
Tp Kami hrs Bicara Rasional dan Proforsional serta mencerdaskan.
“KOBARKAN SEMANGAT INDONESIA”
Postingan tersebut mendapatkan tanggapan dari sejumlah netter, baik yang bernada nyinyir maupun mensupport langkah pemerintah, diantaranya akun Facebook Ellis Siti Nuraidah menulis, Bukan untuk diposting sj..tp untuk dibenahi..bukn mmbnahi dri ndri nya dlu tp dahulukn lah rakyat yg sdh membrikn kpercayaan pd pr legislatif n pjbt yg terkait dibidang nya..smga bkn hny jnji merka tp pembuktian..karena jnji adalh hutang..klau berhtng hrs dibyr.smg pk Jauhari Arimnjd yg trbaik kdepannya..amiib yra.
Kemudian, akun fb Iis Zahra Hindarsyah menulis kira” apa g ada jln kluar ny? apa mmng hrus slm ny bgni keadaan jln d oki? sbgai rkyat biasa wjr jka mngluh kpda kepla daerah, slain parah kndsi jln nya, keamanan pun tdk ada yg mnjmin, terkdang harus nyawa yg mlayang, kondisi jln parah begal meraja lela, kenyataan nya mmng bgni pak, lalu kmna kluhan kami tujukan slain kpda pengurus daerah pak?
Sementara itu Yossy Irianti menulis Rakyat cuma ingin menyalurkan pendapat mereka , karena di jalan yg tidak pantas untuk di lalui itu lah mereka mencari nafkah , karena jalan jahat mereka bnyak mengalami kerugian , kerugian rusak kendaraan , rugi tenaga, rugi bensin, n rugi waktu .. mereka hanya menginginkan hak mereka karena mereka membayar PAJAK n mereka hanya menagih janji dr pemerintah yg telah menjabat yg akan lupa dngn janji ny setelah jadi .
Sedangkan Yus Roni menulis Sebenarnya kami sebagai masyarakat kecil tidak mengerti apa itu depisit anggaran, atau sebagainya, terkait masalah angaran yang ada di setiap kabupaten, namun kami hanya menagih janji politik kepala daerah yang ingin segera memperbaiki jalan, salah satunya jalan simpang pasar pisang menuju desa bumi agung sampai desa tanjung beringin, dan desa tanjung laga sampai desa juk dadak.
Netter lainnya, Martin Bew Peww, menulis, memang depisit terjadi dimana2 ( mencakup seluruh indonesia ) mohon maaf pak ,,, skrg itu tinggal kebijakan Kepala Daerah dan jajarannya serta teknis lain nya harus mengambil tindakan yang rasional ,,, karena salah satu contoh kerusakan jalan khususnya di OKI yang berdampak pada masyarakat yang sulit untuk hilir mudik ekonomi.. terutama yang berada didesa-desa yang mengeluhkan dampak defisit skrg ini ( berdasarkan kata masyarakat ini pak ) …maaf sekedar pandangan saya ini Pak Dewan
Sedangkan, Sarman menulis, Maaf saudara2 cm untuk meluruskan dn perlu untuk kita pahami,kl jln rusak bkn hanya di OKI saja,mgkn hampir di seluruh indonesia jln rusak krn curah hujan yg sdh masuk 20bln ini,jd kita hrs paham itu.wl pun di bangun tp tdk akan lm hancur lg krn itu td akibat hujan trs, Maaf pak semua itu sdh di lakukan tp krn curah hujan yg tdk henti2nya mk tetap saja jln rusak,contohnya bupati sdh membentuk team SATGAS perbaikan jln tp kewlawahan jg,smpai skrg SATGAS itu msh berjln,sekali lg mhn di pahami kl bupati sdh mengambil kebijakan
Menanggapi hal tersebut, pemerhati social Kabupaten OKI, Jamalludin mengatakan, saat ini suka atau tidak memang kondisi infrastruktur banyak mengalami kerusakan, tidak hanya dikabupaten OKI akan tetapi disejumlah tempat lainnya, Kaitannya dengan masyarakat Kabupaten OKI terutama didaerah yang jauh dari jangkauan ibu kota, kondisi ini dirasakan menyulitkan warga.
“Sebenarnya masyarakat itu sederhana permintaannya, infrastruktur bagus dan kebutuhan dasar masyarakat mudah dan murah.” Katanya.
Namun pada tahun ini memang kerusakan jalan sangat parah, tidak hanya itu durasi kerusakan juga dirasakan sangat lama dan tidak kunjung diperbaiki, seolah-olah sengaja dibiarkan dan pemerintah tidak peka dengan kondisi tersebut, disisi lain adanya pemangkasan anggaran oleh pemerintah pusat membuat pemerintah setempat tidak berdaya untuk menanggulanginya.
“Ya kalau jalannya rusak, kondisinya memang demikian, dan masyarakat menjerit itu wajar saja, jangan juga lantas mengatakan bahwa keluhan tersebut semata-mata karena kepentingan politik.” Katanya.
Meskipun pemerintah berupaya untuk menjelaskan kondisi yang ada, dalam berbagai kesempatan, namun bagi sebagian masyarakat hal ini tidaklah terlalu penting, sebab mereka tidak terlalu memperdulikan penyebabnya, namun lebih kepada sejauhmana penanganannya.
“Apalagi jika isu masalah pemerataan pembangunan maupun pembagian anggaran pembangunan ditiap daerah yang dituding tidak merata semakin mangaduk-aduk psikis warga terutama yang mengalami langsung dampak dari kerusakan jalan.” Katanya.
Namun demikian dirinya berpendapat, semua pihak harus dapat secara jernih menyikapi kondisi yang ada, bagi pemerintah sebaiknya mencari formulasi “alternative” mengatasi kerusakan jalan tersebut, setidaknya melakukan perbaikan tanpa harus menunggu anggaran, atau dengan kata lain melibatkan berbagai stakeholder yang ada untuk sama-sama bahu-membahu keluar dari masalah ini.
Disisi lain, peran serta masyarakat menjadi sangat penting dalam rangka mengokohkan sikap gotong royong sebagaimana yang telah diwariskan pendahulu bangsa ini. (Tim)