Radar Sriwijaya – Warga Desa Ulak Dabuk, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Empat Lawang sempat dihebohkan dengan penemuan banyaknya kain yang diduga bekas kain kafan yang berserakan di Sungai Gelegah. Warga menduga kain tersebut digunakan orang untuk mandi di sungai sebagai syarat ritual.
Atas temuan tersebut, warga setempat akhirnya melaporkan penemuan kain kafan itu ke Polres Empat Lawang, Rabu (18/7/2018).
Medi Suhendar, warga yang ikut mengecek ke lokasi mengatakan, ada sekitar 20 kain yang diduga kain kafan ditemukan di sekitar sungai.
“Di kain itu ada tulisan, semoga dapat untung banyak, ada tulisan bahasa arab, ada tulisan semoga utang lunas dan rezeki banyak,” kata Medi.
Dijelaskan Medi, sebelumnya warga menemukan kain tersebut disungai, lalu dikumpulkan semuanya ada sebanyak 20 lembar. Ada ibu-ibu juga sempat melihat ada 7 orang mandi di sungai itu dengan berpakaian seperti pocong.
“Orang yang mandi itu 3 perempuan, 4 laki-laki, sekitar seminggu yang lalu datang. Mereka ngaku dari Palembang hendak ke Bengkulu,” jelasnya.
Dengan ditemukannya kain tersebut, warga sekitar resah, bahkan di sekitar tercium bau anyir dan bau kapur barus. Lalu warga melapor ke Ketua Muhammadiyah Empat Lawang, Amran Rosadi, selanjutnya hal ini dilaporkan ke Polres Empat Lawang.
“Selasa kemarin dicek. Yang mandi itu mungkin bukan warga Empat Lawang. Laporan di pemakaman juga tidak ada. Kata warga setempat, mereka sering mandi di sana, tapi baru tahu sekarang,” ucapnya.
Kapolres Empat Lawang, AKBP Agus Setyawan melalui KBO Satintelkam, Iptu Gunawan saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan tersebut. Pihaknya sudah mendatangi lokasi dan mencari warga yang mandi tersebut.
“Memang ada laporan itu beberapa mayarakat mandi memang pakai kain putih tapi itu bukan kain kafan. Kain putih itu dibelinya untuk dipakai mandi. Kain ditulis itu sebagai nazar mereka, lalu dihanyutkan di sungai,” kata Gunawan.
Mengenai adanya ritual atau aliran yang dilakukan warga tersebut, pihaknya belum bisa memastikan kearah kesana. “Belum mendalami mengenai ritual atau aliran. Sementara penjelasan mereka untuk nazar, ada orang 4 laki-laki bawa keluarga mandi di air itu, karena bersih dan kainnya dihanyutkan disana,” jelasnya.
Pihaknya sudah memeriksa satu warga Talang Padang yang kebetulan ditemukan warga hendak mandi. Warga itu dibawa ke Polsek Talang Padang untuk dimintai keterangan singkat.
“Ada 1 warga Talang Padang yang lainnya ada dari Lahat, Palembang sekedar lewat mau ke Bengkulu. Saat diinterogasi, ia ngaku kain itu bukan dari kuburan tapi beli dan ditulisi sebagai nazar,” katanya.
Warga tersebut sudah diimbau untuk berhenti mandi menggunakan kain-kain tersebut, karena berbeda dengan yang lain.Jika masih ingin mandi, izin dulu dengan mayarakat di sana dan mandi seperti biasa. (den)