Pasca Menerkam Warga, 4 Ekor Beruang Ganas Masih Berkeliaran

Radar Sriwijaya – Menindaklanjuti keresahan warga terhadap aksi serangan beruang di wilayah perbatasan antara Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT) Kota Prabumulih dan Belida Darat Kabupaten Muara Enim, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lahat sejak beberapa hari ini diterjunkan.

Tim BKSDA yang berjumlah empat orang itu didatangkan ke lokasi dibantu personel Polsek RKT untuk melakukan pengecekan hewan ganas tersebut di areal perkebunan karet milik warga di kawasan Pal IX Desa Karangan, Kecamatan RKT yang menjadi lokasi TKP kejadian diterkamnya seorang petani karet, Inaluwi (41) warga Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur yang terjadi April lalu.

Tak hanya di lokasi itu, tim bersama polisi itupun juga melakukan pencarian terhadap beruang yang pernah menyerang salah seorang warga lainnya, Suraimah (53) warga KM 8 Desa Talang Balai Kecamatan Belida Darat yang terjadi pada Juli lalu di lokasi PAL XII Desa Talang Balai Kecamatan Belida Darat Muara Enim.

Alhasil dari dua lokasi di wilayah itu diketahui masih banyak terdapat areal hutan dan perkebunan milik warga dan perusahaan di kecamatan itu tempat habitatnya hewan buas termasuk beruang buas tersebut.

Menurut keterangan warga sekitar, jika di lokasi perkebunan karet itu terdapat empat ekor beruang dengan ukuran masing-masing, tiga ekor beruang dewasa dan satu ekor beruang kecil.

“Yang kami tau di dalam hutan kebun itu masih ada sekitar empat ekor beruang pak, tiga ukuran dewasa dan satu beruang kecil,” sebut Inaluwi, korban diterkam beruang yang kondisinya kini mulai membaik serta sudah beraktifitas kembali.

Kapolres Prabumulih, AKBP Tito Travolta Hutauruk, SH, S.Ik, MH melalui Kapolsek RKT, Iptu Vedria Sukri mengatakan, tim BKSDA Lahat tersebut akan melakukan upaya penangkapan terhadap hewan buas itu dengan cara memasang perangkap di dua lokasi tersebut.

“Betul, jadi tim BKSDA sengaja didatangkan untuk menindaklanjuti keresahan warga terhadap serangan beruang yang pernah terjadi di RKT ini. Mereka berupaya melakukan penangkapan terhadap beruang tersebut, dengan memasang perangkap atau jerat maupun senjata bius guna dipindahkan ke tempat yang aman atau jauh dari pemukiman dan perkebunan warga,” ungkapnya, saat dibincangiJumat (10/8/2018).

Menurutnya, hingga saat ini keresahan masyarakat masih terjadi dengan keberadaan beruang di lokasi itu yang tak menutup kemungkinan akan terjadi penyerangan oleh beruang kembali. Sehingga pihaknya sementara ini hanya bisa mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktifitas sehari-hari di kebun sekitar mereka.

“Kita sudah berupaya semaksimal mungkin sampai saat ini bersama tim BKSDA tersebut. Kami mengimbau masyarakat dalam melakukan aktifitas di kebun maupun hutan sekitar itu. Setidaknya jangan sendirian di tempat sepi,” imbaunya.

Selain itu, lanjut Vedria, pihak BKSDA juga kembali mengimbau kepada masyarakat agar segera mungkin untuk dapat melaporkan, apabila melihat atau mengetahui kembali keberadaan beruang tersebut.

“Tim kemarin juga mengimbau ke warga untuk segera laporkan baik ke kita ataupun langsung ke tim BKSDA bila mengetahui beruang itu muncul kembali. Sebab, kita pun masih khawatir karena beruang ini masih berkeliaran bebas dan tidak menuntup kemungkinan kembali akan timbul korban atas penyerangan beruang ini,” tukasnya. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *