Radar Sriwijaya (OKU) Penolakan warga Desa Batu Winangun dan Baturaden Kecamatan Lubuk Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu atas rencana penambangan batubara yang akan dilakukan oleh PT. Selo Argodedali diwilayah Desa Batu Winangun dan Baturaden terus berlanjut.
Setelah sebelumnya pada Kamis (13/9) warga kedua desa tersebut bersama warga Desa Kecamatan Lubuk Raja lainnya yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan Batumarta (AMPLB) melakukan aksi unjuk rasa menolak penambangan batubara yang akan dilakukan diwilayah meraka, maka pada Minggu (16/9) warga Desa Batu Winangun menutup jalan akses masuk ke wilayah pertambangan PT. Selo Argodedali.
Sebuah portal yang terbuat dari kayu dengan tulisan “BUKAN JALAN BATUBARA” melintang menutup akses masuk ke lokasi pertambangan.
Menurut salah satu warga Desa Batu Winangun yang di hubungi wartawan melalui sambungan telepon menyatakan bahwa penutupan akses jalan ke lokasi pertambangan batubara tersebut adalah berdasarkan keinginan pemilik lahan yang didukung masyarakat lainnya.
“Jalan tersebut bukanlah jalan pemerintah, namun jalan tersebut adalah jalan warga, tanah yang digunakan sebagai jalan tersebut adalah tanah masyarakat, dan kami memiliki sertifikatnya,” ujar tokoh masyarakat yang biasa dipanggil Mang Ipin tersebut.
Menurutnya selama ini pihak perusahaan tidak pernah melakukan sosialisasi dan koordinasi kepada masyarakat terkait rencana penambangan yang akan dilakukan.
“Tahu-tahu alat berat sudah masuk, lewat jalan kami tanpa permisi, tanpa izin, padahal itu adalah jalan pribadi masyarakat yang dibuat untuk memudahkan akses masyarakat ke kebun’ sambung nya.
Saat ditanya terkait tujuan dan target penutupan akses jalan tersebut, dia menjelaskan bahwa target masyarakat adalah membatalkan rencana penambangan batubara yang akan dilakukan oleh PT. Selo Argodedali.
“Penambangan batubara harus dibatalkan” tegas nya.
Sementara itu pihak perusahaan PT. Selo Argodedali hingga berita ini diturunkan belum dapat dimintai keterangan terkait penutupan akses jalan yang dilakukan warga desa Batu Winangun tersebut. (Diq)