** Mas kawin Rp.200 ribu.
Radar Sriwijaya – Kisah cinta Slamet Riyadi (16) dan Rohaya (71) sungguh fenomenal dan membuat heboh masyarakat Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan (Sumsel).
Pasalnya, sepasang insan berlainan jenis terpaut usia yang sangat jauh tersebut mengikat tali suci pernikahan secara Islam didesa setempat, Minggu (2/7), pukul 19.30 WIB.
Entah apa yang ada dibalik fenomena tersebut, akan tetapi remaja yang belum memasuki usia sweet seventeen dan nenek yang lanjut usia tersebut seakan mempertegas pepatah bahwa cinta tak memandang usia, harta dan kasta dan cinta juga yang mampu membuat sesuatu yang luar biasa.
Keduanya telah melangsungkan pernikahan sederhana di rumah Ketua RT 01, Desa Karang Endah, Siswoyo. Pernikahan tersebut ijab qobulnya dipandu penghulu Ibnu Hajar yang merupakan mantan P3N desa setempat. Dihadiri isteri Kades Karang Endah, Rintis Madame.
“Baru inilah terjadi pernikahan unik di desa kami. Seorang pemuda yang memasuki usia 16 tahun menikahi nenek-nenek berusia 71 tahun. Keduanya menikah melalui proses jalinan cinta yang cukup panjang,” kata Kades Karang Endah, Cik Ani kepada wartawan, Senin (3/7).
Dikatakan Kades Cik Ani, pernikahan yang digelar sangat sederhana tapi dihadiri ratusan orang. Baik warga dusun setempat maupun dari desa-desa tetangga. Kehadiran ratusan tamu dadakan tersebut kata dia, karena penasaran ingin melihat benar tidaknya kalau yang menikah adalah seorang pemuda belia dengan seorang nenek-nenek.
“Yang hadir ratusan orang. Bukan hanya dari dusun kedua mempelainya saja tapi juga dari desa-desa tetangga. Ya, mereka datang karena penasaran ingin melihat langsung. Jadinya acara yang sederhana berubah meriah,” kata Kades membeberkan jalannya prosesi pernikahan tersebut.
Dia mengaku, perangkat Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti sendiri sedikit dibuat repot dengan kenekatan rencana pernikahan pasangan terpaut jauh usia itu. Pasalnya, si remaja 16 tahun Slamet Riyadi dan nenek Rohaya (71), benar-benar sudah digelapkan cinta yang tumbuh di hati keduanya. Remaja bau kencur dan nenek dua kali menjanda tersebut akan bunuh diri kalau tidak disetujui untuk menikah.
“Saya didatangi Kepala Dusun 1 Pak Amsal dan Ketua RT 01 Pak Siswoyo menceritakan warganya seorang remaja dan nenek-nenek mau menikah. Kalau tidak menikah keduanya mengancam akan bunuh diri dengan minum racun rumput. Wah, ini gawat kata saya kepada Pak Kadus dan Pak RT,” cerita Kades.
Kades pun berinisiatif mencari keluarga nenek Rohaya. Baik saudaranya maupun anak-anaknya. Tujuannya memberitahu perihal drama asmara antara Slamet dan nenek Rohaya tadi. Ujang pun kemudian bertemu dengan kakak dari nenek Rohaya yakni Rauf. Kepada Rauf, Kades menjelaskan apa yang direncakan Slamet dan nenek Rohaya untuk menikah.
“Kakaknya tidak mau menikahkah adiknya Rohaya. Kalau pun tetap dilaksanakan dia setuju dipersilahkan kami perangkat desa yang menyelenggarakan dengan syarat jangan digelar di Balai Desa karena akan ramai,” imbuhnya.
Akhirnya Kades menyanggupi untuk menghelat pernikahan bujang belia dan nenek 71 tahun ini. Karena si nenek dari keluarga tak mampu dan Slamet juga hanya tinggal dengan orang tua angkat, Kades akhirnya membantu biaya pribadi agar pernikahan bisa dilaksanakan.
“Tadinya kita jadwalkan Jumat lalu (30/6) untuk akad nikah sekalian resepsi kecil-kecilan. Tapi karena saya banyak pekerjaan maka diundur Minggu malam. Alhamdulillah acara berjalan lancar,” tambah Kades.
Pernikahan tersebut menurut dia untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di desa yang dipimpinnya. Apalagi dari laporan Kadus I dan Ketua RT 1 Desa Karang Endah, keduanya memilih mau bunuh diri kalau tidak disetujui menikah. Prosesi pernikahan dipimpin penghulu Ibnu Hajar yang merupakan mantan P3N desa setempat. Slamet sendiri memberikan mas kawin kepada wanita pujaan hatinya berupa uang tunai Rp 200 ribu. (rif)