** Tensi Pilkada OKI Mulai Naik
KAYUAGUNG (RS) – Tensi politik dikabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (sumsel) berangsur-angsur mulai menghangat, untuk meraih simpati masyarakat sejumlah kandidat tidak hanya beradu gagasan yang ditawarkan, akan tetapi mulai melakukan “serangan” terhadap program kandidat lainnya.
Kandidat bakal calon bupati OKI, Jamal Rsatria mengkritisi program membangun OKI dari desa yang selama ini digembor-gemborkan hanyalah Jargon semata. Slogan yang tanpa bukti dilapangan, faktanya hal itu tidak ada. Dan saat ini berubah menjadi OKI Mandira.
Pernyataan pedas tersebut diungkapkan langsung oleh salah satu calon Bupati OKI, Jamal R Satria, saat pers releasenya kepada awak media usai mengembalikan formulir pendaftaran calon Bupati di sekretariat Partai Golkar, Jumat (22/7/17)
Menurutnya, saat ini kondisi Kabupaten OKI jauh lebih menurun hampir disegala bidang sektor terutama infrastruktur jalan. Berlatar belakang dari situlah Jamal bertekad ingin maju dan merubah Kabupaten OKI karena Ia mengaku sebagai Putra Daerah Asli Kabupaten OKI merasa terpanggil untuk membenahi OKI dimasa mendatang.
Keseriusan Jamal untuk menjadi orang nomor satu di Bumi Bende Seguguk itu dibuktikannya dengan telah diambil dan dikembalikannya berkas formulir pendaftaran calon seperti di PDIP, kemudian PKB dan Golkar.
“Saya serius mau maju pada Pilkada OKI untuk menjadi Bupati karena perkembangan Kabupaten OKI sekarang dinilai sangat menurun. Pemerintah yang sekarang salah dalam mengolah manajemen pemerintahan sehingga mengakibatkan OKI semakin jauh tertinggal”, tegas Jamal.
Selain itu, dijelaskan Jamal, menurutnya pemerataan pembangunan sepenuhnya belum terlaksana. Membangun OKI dari desa sama sekali tidak ada dan hanya jargon saja yang hanya slogan tanpa bukti dilapangan.
Faktanya jalan rusak dimana-mana. Kemudian aset wisata yang tidak tergali, pendidikan dan kesehatan yang belum optimal. Dibidang pertanian Petani puluhan tahun mengalami gagal tanam dan gagal panen tanpa diberi solusi.
Setiap tahun pemerintah melaksanakan program cetak sawah tanpa perencanaan yang matang. Sementara sawah-sawah yang terlantar karena gagal tanam dan gagal panen mengapa tidak dicarikan solusi yang justru menjadi masalah pokok para petani” , tanya Jamal serius.
Memang diakui Jamal, menjadi seorang pemimpin itu tidaklah muda. Tetapi jika semua lini dilibatkan dan duduk bersama menyamakan visi dan misi dengan mengedepan budaya kearifan lokal tanpa memikirkan kepentingan sesaat maupun golongan tertentu diyakini seiring berjalannya waktu mampu merubah segalanya menjadi lebih baik dan terarah.
“Masyarakat jangan hanya dibuai janji manis tanpa melaksanakan bukti dengan niat keseriusan tentu akan jadi Bumerang. Masyarakat butuh pemimpin yang mau mengerti dan mendengar keluh kesah mereka. Membaur dan bersatu. Sehingga masyarakat merasa bahwa mereka benar-benar memiliki sosok pemimpin”, ujar Jamal sedikit memaparkan visi dan misinya kedepan.
Selain itu, pemekaran wilayah yang ada di Kabupaten OKI untuk menjadi Kabupaten baru seperti pemekaran Pantai Timur, kemudian Lintas Timur, Mesuji dan Lempuing adalah salah satu langkah tepat dalam percepatan kemajuan pembangunan.
Banyak contoh dari Kabupaten lain yang berhasil memekarkan wilayah yang hasilnya begitu maksimal dan masyarakatnya jauh lebih makmur.
Kemudian mengembangkan potensi SDA yang terkandung didalamnya karena OKI sangat kaya akan potensi yang mampu meningkatkan hasil PAD. Menempatkan orang-orang yang dinilai benar-benar mumpuni dibidannya tanpa melihat status maupun kastanya.
Yang pasti ungkap Jamal dirinya siap mengemban amanah tampuk kepemimpinan OKI lima tahun kedepan dengan bersatu dengan seluruh lini tidak hanya dikalangan pejabat namun sampai ke masyarakat bawah.
Untuk itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten OKI kiranya lebih pandai dan mawas diri lagi dalam memilih pemimpin kedepannya. Jangan sampai salah dalam memilih karena dampaknya akan rugi sendiri
Pernyataan pedas tersebut juga mendapat tanggapan dari Tokoh Pemuda OKI, Welly Tegalega SH, menurutnya, pernyataan tersebut adalah pernyataan yang ngawur dan terkesan mengada-ada, pernyataan tersebut menurutnya tidak lain hanya sekedar ingin mendongkrak popularitas.
“Yang seperti itu tidak perlu ditanggapi, mestinya sebagai kandidat harus lebih cerdas, bicara OKI bukan hanya Kecamatan saja, tetapi seluruhnya, makanya kalau bicara harus didukung data.” Ketus Welly.
Menurutnya, bakal calon pemimpin yang tidak memiliki langkah konkrit dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera hanya akan membawa masyarakat dalam retorika saja, oleh sebab itu calon pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas dan kepemimpinan yang kuat.
“Kalau hanya bicara saja, semua orang bisa tetapi yang memahami betul persoalan dan mengerti jalan keluarnya tidaklah sembarangan orang, jadi memilih pemimpin itu bukan soal coba-coba tetapi memang menguasai permasalahan dan jalan keluarnya.” Katanya. (den)