Radar Sriwijaya – Sosial media dihebohkan dengan dinonaktifkannya tiga mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yakni diantaranya Presiden Mahasiswa (Presma) Unsri Rahmad Farizal bersama dua mahasiswa lainnya yakni Aditia Arief Laksana dan Ones Sinus. Sebelumnya ketiga mahasiswa ini memprotes besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga melakukan penundaan pembayaran UKT.
“Jika tidak ada informasi penurunan dari rektorat, maka mahasiswa akan melakukan penundaan pembayaran UKT sampai ada SK penurunan UKT Semester 9 oleh Rektor Unsri,” kata Presiden Mahasiswa (Presma) Unsri Rahmad Farizal, Minggu (30/7).
Dia mengaku sangat menyayangkan tindakan rektorat yang menonaktifkan mahasiswa bersamaan dengan protes UKT. Padahal sebelumnya pihak rektorat tidak ada pemberitahuan sebelum penonaktifan sebagai mahasiswa tersebut. Dengan begitu, mahasiswa terkesan dipaksakan membayar UKT sebelum mengikuti kegiatan perkuliahan. “Saya belum bisa mengisi KRS (Kartu Rencana Studi) sampai saat ini,” ucapnya.
Beberapa komentar pun di sosial media menyebutkan kalau non aktifnya tiga mahasiswa tersebut dari Unsri karena melakukan aksi demo untuk penurunan biaya UKT di Unsri. “Itu di non aktif pasti gara-gara ikut demo UKT kemarin,” sebut Ilham di akun facebook.
Sebelumnya, ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas melakukan protes besaran UKT yang ditetapkan kepada mahasiswa semester IX. Dalam aksi yang digelar selama tiga hari tersebut, mahasiswa berhasil mengumpulkan koin sebesar Rp2.103.550. Koin tersebut akan diserahkan kepada pihak rektorat. Selain itu, mahasiswa juga melakukan petisi online yang ditandatangani 3.166 pendukung. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Rektor Unsri Prof Dr Ir Anis Saggaff MSCE belum memberikan jawaban. (net)