PALEBANG (RS) – publik Palembang dibuat geger setelah pagi-pagi mendengar kabar bahwa pilar Light Rail Transit (LRT) roboh di kawasan Jakabaring.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Proyek LRT Suranto kepada mengatakan bahwa bukan pilar LRT yang roboh melainkan belalai crane (boom) yang patah. Diduga, lanjut Suranto hal tersebut terjadi karena beban yang terlalu berat saat mengangkat steel box girder.
“Boom yang patah akibatnya crane yang satu ambles,” tambahnya.
Menurut rilis yang disampaikan oleh Kabag Ops Polresta Palembang Kompol Marully Pardede mengatakan hari Selasa tanggal 1 Agustus 2017 pukul 03.30 Wib tim Polresta Palembang telah mendatangi TKP jatuhnya steel box girder atau tempat rel LRT di rumah penduduk tepatnya di bawah fly over Jakabaring.
Kronologisnya pada hari Selasa tanggal 1 Agustus 2017 sekira jam 03.30 Wib di TKP, dua operator / driver atas nama Suhandri dan Bachtiar masing-masing membawa kendaraan crane crauler dengan mengangkat steel box girder untuk dipasang dari bawah ke atas. Ketika steelbox sudah diatas crane yang dibawa Suhandri, landasan aspalnya hancur atau amblas sehingga aspal di sekitar crane dengan berat 70 ton itu ikut retak kemudian menyebabkan crane terjungkal ke depan dan diikuti dengan boom crane dengan berat 80 ton yang dibawa Bachtiar ikut terjatuh diatas dua rumah warga.
“Akibatnya dua rumah rusak akibat steel box yang jatuh,”. (ajk/net)