KAYUAGUNG – Peredaran senjata api rakitan (senpira) diwilayah kabupaten ogan komering ilir (OKI) masih saja terjadi meskipun pemerintah setempat bersama dengan jajaran TNI Polri terus gencar mensosialisasikan imbauan maupun larangan atas penggunaan senpi rakitan.
Seperti yang terjadi rabu malam kamis kemarin, (13/9) sekitar pukul 19.000 wib. informasinya seorang warga tertembak oleh senpira dibagian dada sebelah kiri, bahkan untuk mengeluarkan proyektil tersebut korban harus dibawa ke Rumah Sakit Palembang.
Warga diketahui bernama Beta (30) warga Rimba Malang Dusun 8 Kebun Angke Desa Sungai Jeruju Kecamatan Cengal OKI.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, sebelum kejadian ada seorang warga yang hendak memesan senjata api rakitan dengan salah seorang warga Desa Sungai Ceper Kecamatan Sungai Menang, kemudian keduanya bertemu dirumah korban, meskipun korban belum begitu lama mengenal sang penjual senpi.
Saat itu pemilik senpira memperlihatkan barang pesanan kepada si pemesan, namun saat senjata yang sudah berisi peluru tersebut sedang dipegang tiba-tiba terdengar letusan yang disertai dengan teriakan korban.
Menyadari korban tertembak kemudian sejumlah warga langsung membawa korban ke puskesmas cengal untuk mendapatkan perawatan, namun karena kondisi yang cukup parah karena khirnya korban dirujuk.
Menurut salah seorang warga yang namanya enggan ditulis mengatakan, setelah kejadian itu baik calon pembeli maupun penjual senpira ini langsung menghilang namun sempat menyampaikan kepada keluarga korban bahwa akan membantu biaya pengobatan korban.
“Waktu itu dia (korban -red) kedatangan tamu yang singgah ke rumahnya, dimana katanya hendak menawarkan senpira. Lalu saat senpira tersebut diperiksa, tiba-tiba senpira meletus dan menyasar ke tubuh korban, karena waktu itu dia (korban -red) posisinya tepat berada di depan,” ungkap sumber ini, Sabtu (16/9/2017) malam.
Korban yang terkena tembakan ternyata tidak dibawa kerumah sakit umun daerah kayuagung, akan tetapi kerumah sakit lainnya.
Namun saat di cek ke RSUD Kayuagung, ternyata korban tidak berada disana, atau mungkin dia dibawa ke RSUD yang berada di Palembang.
Ketika disinggung mengenai keberadaan pelaku penembak atau orang yang memiliki senpira tersebut, menurut sumber ini, orangnya lari khawatir dicari polisi.
“Tetapi bukan berarti lari karena ketakutan, sebab memang korban tidak melapor ke pihak kepolisian atas apa yang menimpanya, dan pemilik senpira sebelumnya bersedia menanggung pengobatan korban. ” jelas dia.
Ditambahkannya, antara korban dan pelaku belum lama kenal, bahkan mungkin sebelumnya tidak saling kenal. Sebab informasinya waktu itu pelaku hanya singgah ke rumah korban saja untuk memeriksakan senpira.(bud)