2018, LRT Disubsidi Rp100 M

Radar Sriwijaya – Masyarakat Kota Palembang yang akan menikmati jasa transportasi light rapid transit (LRT) bakal dipermudah. Pasalnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menerapkan skema perintis untuk pengoperasian LRT di 2018 ini.

Skema perintis merupakan pemberian subsidi kepada operator LRT agar tarif yang dikenakan ke masyarakat bisa diatur oleh pemerintah.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub RI, Zulfikri, mengatakan, penerapan skema perintis dilakukan sebagai langkah promotif agar moda transportasi baru ini bisa dirasakan seluruh masyarakat. “Dengan skema ini, tarifnya tidak akan ditentukan oleh operator, melainkan langsung oleh pemerintah. Nantinya diharapkan tarif yang ditetapkan bisa terjangkau oleh masyarakat,” ujar Zulfikri usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Sumsel, kemarin (2/2).

Tahap awal, lanjut Zulfikri, PT KAI selaku operator LRT akan menerima dana subsidi sebesar Rp100 miliar. “Dana itu digunakan untuk menutupi operasional LRT sepanjang 2018 saja. Untuk ke depannya kami belum tahu, apakah akan terus menggunakan skema ini atau tidak. Masih dilihat dulu respon dari masyarakat,” katanya.

Masih kata Zulfikri, selain skema perintis, pola subsidi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat untuk jasa transportasi adalah skema public service obligation (PSO). Dimana, baik pemerintah maupun operator akan menentukan tarif sendiri dan diambil tarif tengah. “Apakah ke depannya akan menggunakan skema itu, masih kami lihat perkembangannya. Tentunya butuh kajian yang mendalam,” tambahnya.

Terkait besaran tarif, Zulfikri mengaku, pihaknya masih belum bisa menentukannya. “Nanti kita lihat dulu perkembangannya seperti apa. Tapi yang jelas, tarifnya nanti disesuaikan dengan pendapatan masyarakat Sumsel,” ucapnya.

LRT Palembang ditargetkan bakal mengangkut sebanyak 80 ribu penumpang setiap harinya. Sementara untuk LRT Jakarta ditargetkan bisa mengangkut 129 ribu penumpang setiap harinya. “Untuk uji coba, kami perkirakan Maret mendatang dan Juni sudah bisa operasional. Kontraktor saat ini terus mengebut pekerjaannya agar saat perhelatan Asian Games 2018 sudah bisa digunakan,” bebernya.

Terkait rencana panitia yang ingin menggunakan LRT sebagai angkutan khusus atlet dan ofisial peserta Asian Games, Zulfikri menyampaikan hal itu bisa saja dilakukan. “Bisa saja untuk atlet atau ofisial saja. Tergantung permintaan. Tapi nantinya bisa dibuat skema kombinasi. Artinya, ada beberapa kereta yang khusus digunakan untuk atlet dan ofisial. Sementara sisanya masih bisa digunakan untuk mengangkut masyarakat umum,” pungkasnya. (man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *