** Mayoritas di Kabupaten OKI
Radar Sriwijaya (PLG) – Sebanyak 47 Desa yang sebagian besar berada diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Khawatirkan akan mengirim asap ke wilayah Jaka Baring Sport Center (JSC) , hal ini jelas mengancam upaya pemerintah untuk mewujudkan zero asap pada saat perhelatan Asean Games jika terjadi kebakaran hutan, Kebun dan Lahan.
Meskipun saat ini ada 271 Desa di Sumatera Selatan (Sumsel) yang berpotensi terjadi kebakaran, namun ke 47 desa tersebut jika terbakar maka asapnya akan mengarah ke Jaka Baring karena jaraknya yang cukup dekat. Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Sumsel akan lebih memfokuslan pada 47 desa tersebut agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga pelaksanaan Asian Games 2018 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) usai memimpin Rapat Koordinasi Khusus Kebakaran Hutan Kebun dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 di Griya Agung, Senin (2/4/2018).
“Kalau 271 desa rawan karhutla ini sebagian besar berada di empat kabupaten, yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba). Namun untuk 47 desa yang jika terbakar asapnya mengarah ke JSC itu sebagian besar ada di wilayah OKI dan ini menjadi fokus kita,” paparnya.
Menurutnya, dalam penanganan karhutla, action menjadi salah hal paling penting. Sehingga pemerintah setempat jika tidak ada keperluan penting diimbau jangan meninggalkan daerah masing-masing terkhusus kepala desa (kades).
“Selain itu, di Banyuasin khusus daerah Rambutan, banyak yang bakar arang dan genteng. Sedangkan wilayah itu berseberangan dengan JSC jadi jangan bakar lagi kalau musim kemarau atau lagi banyak asap dan saat perhelatan Asian Games,” ucapnya.
Disisi lain, dalam pertemuan tersebut, gubernur juga mengungkapkan memerlukan alat komunikasi baik komunikasi dari udara ke darat, udara ke udara, darat ke udara, darat ke darat, udara, darat ke base pemandu.
Dari data BMKG Sumsel menyatakan, jika musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus dan September. Namun, water booming akan dilakukan jika ada titik api baik di musim hujan maupun kemarau.
“Kita juga akan membuat hujan buatan, namun kita lihat dulu situasinya,” katanya. (sep)