Jembatan Cinta Jaya Kembali Roboh

Radar Sriwijaya (OKI) –  Jembatan besi penghubung antara Desa Cinta Jaya dan Desa Pedamaran 2, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yang pernah roboh pada tahun 2010 lalu akibat diterjang rumput jenis kumpai yang dihanyutkan arus sungai, kini terulang kembali.

Jembatan tersebut roboh, Jumat malam (13/4/2018)  sekitar sekitar pukul 20.30 wib, tak ada korbannya jiwa dalam peristiwa itu. Lokasi jembatan saat ini menjadi tontonan masyarakat yang ingin melihat langsung kondisi jembatan yang roboh tersebut.

Penyebab robohnya jembatan tersebutpun sama, dimana rumput kumpai kembali menerjang tiang jembatan sehingga jembatan terseret dan roboh. Padahal, jika saja warga setempat bahu membahu bergotong royong secara terus menerus melakukan pembersihan kejadian ini berkemungkinan tidak akan terulang kembali.

Menurut warga, Ambruknya jembatan sepanjang 80 meter dengan lebar diperkirakan sekitar 3 meter tersebut, diduga karena tak kuat menahan terjangan arus sungai babatan dan enceng gondok, kumpai serta tumbuhan air yang menyelimuti kedua sisi jembatan.

Jumat Siang, (13/4/2018), Sekda OKI H Husin dan Jajaran memantau kondisi jembatan, pada pada jumat malam jembatan tersebut roboh

“Sudah roboh jembatan itu, jam 8 malam inilah terjadinya. Roboh seperti tahun sebelumnya. Tadi sudah ada Camat Pedamaran dan Kepala BPBD OKI di lokasi jembatan,” ujar warga Pedamaran, Tirta, saat dikonfirmasi melalui seluler perihal kebenaran robohnya jembatan Babatan.

Diwartakan sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumatera Selatan, H Husin, S.Pd.,MM tinjau jembatan sungai Babatan yang berada diantara Desa Pedamaran II dan Desa Cintajaya Kecamatan Pedamaran, Jumat (13/4/2018) siang.

Sekira pukul 11.10 Wib, Sekda OKI didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kades Pedamaran II dan Cintajaya mengecek langsung kondisi jembatan.

Hal ini dilakukan, mengingat jembatan tersebut merupakan akses penghubung yang sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga perlu lebih diperhatikan. Terlebih lagi pasca banjir melanda dan kerapkali jembatan dipenuhi eceng gondok atau tanaman air lainnya, dikhawatirkan dapat berdampak pada ketahanan fisik jembatan.

Oleh karena itu, menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup OKI Drs H Alamsyah,M.Si saat dikonfirmasi melalui seluler disela kegiatan peninjauan menuturkan, bahwa dilakukan beberapa upaya awal sesuai dengan apa yang ditemukan di lokasi jembatan Babatan tersebut.

“Upaya yang dilakukan saat ini gotong-royong masyarakat dengan menggunakan sensiew, dodos, parang dan peralatan sederhana lainnya. Kondisi total bentang jembatan 80 meter tertutup eceng gondok, kumpai dan tumbuhan air lainnya dengan ketebalan sampai ke dasar sungai 6 – 8 meter,” ungkapnya. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *