Radar Sriwijaya – Direktorat Lalulintas Polda Sumsel dalam waktu 14 hari ke depan akan melaksanakan operasi Patuh Musi 2018.
Pelaksanaan Operasi Patuh Musi 2018 ini selain untuk menciptakan kondisi menjelang Asian Games dan membutuhkan keamanan, ketertiban dan keteraturan juga dilatarbelakangi masih banyaknya pelanggaran lalu lintas.
Selama berlangsungnya masyarakat diingatkan tak perlu takut dengan polisi selama memang mereka sudah tertib berlalulintas.
Dirlantas Polda Sumsel Kombes Pol M Taslim Chairuddin menuturkan, operasi di kepolisian pada dasarnya merupakan kegiatan rutin yang ditingkatkan, waktunya khusus dan terbatas serta personel khusus dan sasaran juga khusus.
Perlu dilakukan operasi Patuh Musi karena berdasarkan hasil evaluasi permasalahan tersebut tidak cukup lagi ditangani dgn kegiatan rutin sehingga perlu ditingkatkan melalui kegiatan operasi kepolisian.
“Selain itu operasi ini dilakukan sebagai langkah untuk menciptakan keamanan, ketertiban dan keteraturan dalam berlalu lintas.”
“Karena, saat ini masih banyaknya pengendara khususnya roda dua yang sering melakukan pelanggaran lalu lintas,” ujar Taslim, Rabu (25/4).
Tujuan dilaksanakan Operasi Patuh Musi 2018 ini, karena memang pelanggaran lalu lintas masih tingginya kecelakaan lalu lintas yang masih tinggi sekaligus sebagai cipta kondisi menjelang bulan ramadan.
Demikian juga untuk wilayah Palembang yang juga akan melaksanakan kegiatan operasi Patuh selama 14 hari.
Namun, karena banyaknya kegiatan menjelang pilkada ada dua wilayah yaitu OKI dan OI yang tidak melaksanakan Operasi Patuh Musi 2018.
Dua Polres ini hanya melaksanakan imbangan, karena keterbatasan personel.
“Personil yang dilibatkan secara keseluruhan dalam Operasi Patuh Musi sebanyak 390 orang. Sebanyak 60 personel dari Polda dan 330 personil Polres jajaran.”
“Gelar pasukan akan dilakukan secara serentak tanggal 26 April 2018,” katanya.
Sasaran operasi patuh adalah para pelanggar lalu lintas khsususnya para pelanggar yang potensial menimbulkan kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas korban.
Karena sasarannya adalah para pelanngar lalu lintas, langkah-langkah pesuasif telah dilakukan melalui Operasi Simpatik beberapa waktu lalu
Untuk Operasi Patuh Musi 2018, cara bertindak anggota difokuskan pada kegiatan penilangan.
Kegiatan penilangan ini pada dasarnya bukanlah menjadi tujuan untuk penegakan hukum di jalan, akan tetapi membangun kesadaran masyarakat khususnya pengguna kendaraan ketika beraktifitas dijalan.
“Masyarakat jangan pernah takut dengan Polisi lalu lintas, tetapi takutlah dengan aturan hukum yang berlaku.”
“Sehingga tidak perlu khawatir dengan pelaksanaan operasi ini sepanjang memang sudah tertib,” katanya.
“Saya menyampaikan permohonan maaf, kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Sumsel, yang tentu akan merasa tidak atau kurang nyaman selama pelaksanaan operasi.”
“Baik dalam bentuk menjadi obyek pemeriksaan ketika beraktifitas dijalan menggunakan kendaraan maupun mereka yang nantinya ditemukan melanggar dan ditilang,” ungkap Taslim lebih lanjut.
Adanya razia-razia yang dilaksanakan lebih masif dijalan, khususnya lokasi-lokasi yang selama ini dinilai banyak terjadi pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas.
Dalam pelaksanaannya nanti, diharapkan kerjasama yang baik serta berhentilah ketika diminta petugas berhenti.
Jangan menunjukkan gejala yang mencurigakan, misalnya dihentikan lari agar tidak merugikan banyak pihak.
Kalau memang merasa tidak bersalah, silakan tanyakan apa pelanggarannya dan pasal berapa yang dikenakan.
Tetapi, kalau salah mintalah di tilang jangan mencoba mengimingi uang kepada petugas. Jika itu yang terjadi, maka semua bersalah dan keduanya akan diproses tegas.
“Menyuap dan menerima suap akan diproses. Harapan saya, tidak banyak pegguna jalan yang bisa ditilang, karena memang sejak awal masyarakat sudah tertib,” pungkasnya. (den)