Radar Sriwijaya (OKI) – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui Tim Pengedali Inflasi Daerah (TPID) melakukan rakor pemantauan harga dan pasokan pangan menjelang bulan puasa. Upaya ini untuk memastikan ketersediaan bahan pangan dan kestabilan harga menjelang Ramadhan dan idul fitri.
“Rakor ini adalah antisifasi dan kesiapan kita menjelang puasa dan idul fitri dimana sering sekali terjadi kenaikan harga menjelang puasa dan idul fitri” Ungkap Sekda OKI, H. Husin, S. Pd, MM saat memimpin rakor TPID OKI untuk menghadapi Ramadhan 1439 H di Kantor Bupati OKI, Rabu (2/5).
Seluruh pemangku kepentingan menurut Husin diminta untuk terus melakukan pengecekan ketersediaan dan kenaikan harga pangan selama memasuki bulan suci Ramadan.
Rakor koordinasi ini dihadiri sejumlah pihak antara lain perwakilan Bank Indonesia, Hiswana Migas, Perum Bulog, BPS dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait TPID.
Sekda selaku Ketua TPID OKI mengungkapkan berdasarkan pantauan tim ketersediaan bahan pokok di tingkat pasar masih cukup sehingga kenaikan harga belum signifikan.
“Pasokan dan distribusi untuk terus dipantau karena jika pasokan kurang tentu akan berpengaruh terhadap permintaan dan harga” Tungkasnya.
Perwakilan Bank Indonesia Palembang Rendra Prasetya Kuswono mengungkapkan perkembangan inflasi di Sumatera Selatan pada April 2018 dikisaran 0,38 masih dibawah rata-rata nasional dan termasuk lima terendah di Sumatera.
Komoditi penyumbang inflasi menurut Rendra antara lain, cabai merah, bawang merah/putih, juga harga kendaraan bermotor.
“tren inflasi di Sumsel masih dibawah rata-rata nasional dan ambang 3,5 persen namun menjelang Ramadhan patut di waspadai kenaikan beberapa komoditi seperti beras, bawang, daging dan ayam” pungkasnya.
Selain faktor komoditi inflasi menurut Rendra juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah seperti kenaikan BBM, cukai tembakau dan tarif dasar listrik. Untuk memantau laju inflasi BI menurut dia selaku bagian dari TPID telah melakukan sinkronasi dan membagi zonasi wilayah.
“Kita akan bagi zonasi kabupaten/kota di Sumsel untuk memudahkan koordinasi. Jadi misalnya suatu komoditas surplus di satu Kabupaten bisa untuk menopang kabupaten lain agar sama-sama tetap stabil” tungkasnya.
Sementara itu, kepala Dinas Perdagangan Kabupaten OKI, Sudiyanto Djakfar, S. Sos, M. Si mengungkapkan harga bahan kebutuhan pokok di Kabupaten OKI sampai saat ini masih relatif stabil.
Berdasarkan peninjauan yang dilakukan, harga bahan kebutuhan pokok di Kota Kayuagung dan beberapa kecamatan terdekat belum ditemukan lonjakan harga.
“Untuk beras tetap normal Rp 10.000 dibawah HET. Untuk komoditi lain kenaikan hanya berkisar Rp.1000 sampai Rp. 3.000, seperti telor ayam dari 19.000 naik jadi 22.000, namun yang naik signifikan daging ayam ras dari 32.000 ke 36.000 masalahnya karena pasokan dari peternakan yang tersendat karena sedang masa pembesaran, mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan kembali normal” Ungkap Sudiyanto.
Kestabilan beberapa bahan pokok seperti beras, cabe dan bawang merah di OKI menurut Sudiyanto karena perimbangan antara permintaan dan pasokan.
“Kita mengandalkan pasokan dari petani lokal hingga tidak terlalu tergantung ke pasar induk yang ada di Palembang. Pasokan juga kita dapat dari Lampung” Tungkasnya.
Oleh karenanya Kadisdag menghimbau warga tidak perlu resah dan panik. Apalagi Pemkab beserta instansi terkait akan terus melakukan pengawasan sehingga distribusi bahan kebutuhan pokok berjalan terkait.
Selanjutnya guna mengantisipasi terjadinya kenaikan harga, Sudiyanto mengatakan telah berkoordinasi dengan Bulog, terutama menyangkut pendistribusian bahan pokok seperti beras, gula dan minyak curah ke seluruh pasar tradisionil. Langkah itu dilakukan agar masyarakat, terutama yang kurang mampu dapat membeli guna memenuhi kebutuhan menyambut bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
“Kita akan lakukan operasi pasar bersama bulog termasuk kepolisian untuk memastikan stabilitas harga dan pasokan barang termasuk rantai distribusinya.” ujarnya.
Sudiyanto juga menambahkan jika nantinya ada produsen pangan nakal yang menjual harga sangat tinggi ke masyarakat maka akan diserahkan ke pihak berwajib.
“Harapan kami tentunya nanti saat menjelang puasa dan lebaran harga pangan terjangkau dalam artian stabil dan terjangkau konsumen. Jadi konsumen mampu membeli pangan saat puasa dan lebaran,” tuturnya.(rel)