Radar Sriwijaya – Meski telah dilakukan sejumlah upaya penanganan oleh pihak terkait, namun semburan lumpur dari kegiatan Horizontal Direction Drilling (HDD) pipa gas Gressik-Pusri di Desa Pinang Banjar, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Muba, masih terus terjadi. Bahkan, masyarakat di wilayah tersebut masih dihantui rasa cemas, sebab semburan lumpur semakin membesar.
“Siang tadi lumpur muncul kembali, tapi kali ini semakin besar dibandingkan sebelumnya,” ujar Kepala Desa (Kades) Pinang Banjar, Aman Mahmud, Selasa (8/5/2018).
Akibatnya, kata Aman, lumpur yang keluar dari dalam tanah terus bertambah. Bukan hanya itu, kerusakan rumah warga di sekitar lokasi juga semakin banyak, terutama retak-retak pada bagian dinding rumah.
“Kerusakan rumah warga makin bertambah, ada salah satu warga yang rumahnya telah mengalami retak cukup besar. Ada rumah warga yang sebelumnya tidak apa-apa, sekarang retak dan lumpurnya juga menggenangi rumah warga,” bebernya.
Dia mengaku, kalau pesoalan semburan lumpur ini semakin membuat pusing, lantaran belum adanyam kejelasan dari pihak perusahaan, terutama terkait ganti rugi rumah warga yang mengalami kerusakan.
“Tadi kita sudah hubungi lagi pihak perusahaan, mereka mengaku sedang membicarakannya dengan pihak manajemen (soal ganti rugi),” terangnya.
Sebelumnya, Plt Bupati Muba, Beni Hernedi menegaskan, pihaknya meminta pihak terkait dalam hal ini PT Pertagas untuk melakukan penghentian sementara kegiatan HDD Pipa Gas Gressik-Pusri yang melalui Desa Pinang Banjar, khususnya di daerah yang mengeluarkan lumpur.
“Kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat kita hentikan sementara, seperti yang ada di Sungai Lilin, untuk wilayah itu saja. Namn untuk wilayah lain kita persilahkan untuk dilanjutkan aktivitasnya,” tandasnya. (den)