Radar Sriwijaya – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan belasungkawa atas gugurnya lima polisi saat rusuh di Mako Brimob, Depok. Kerusuhan dibuat napi teroris yang berujung pada penyanderaan polisi.
“Kami berduka atas gugurnya lima anggota (saat) menjalankan tugas, tapi kita bersama-sama tidak takut terorisme, kita bersama-sama melawan terorisme,” kata Tito kepada wartawan di Mako Brimob, Depok, Kamis (10/5/2018).
Penanganan terhadap napi teroris dilakukan dengan mengerahkan 800-1.000 personel. Operasi ini dilakukan setelah napi teroris membuat kerusuhan pada Selasa (8/5) hingga berujung pada penyanderaan sembilan polisi.
“Saya sudah mendapat instruksi, juga melapor kepada Pak presiden. Dan instruksi beliau sangat tegas bahwa kita tidak boleh kalah dengan terorisme dan Kapolri agar mengambil tindakan tegas yang diperlukan,” ujar Tito menjelaskan instruksi Presiden.
Polri menuntaskan operasi penanganan napi teroris di Mako Brimob pada pukul 07.15 WIB. Ada 155 napi teroris yang terlibat rusuh dan penyanderaan polisi, 145 orang di antaranya langsung menyerah tanpa syarat.
Mereka juga menyerahkan 30 pucuk senjata yang dirampas. Senjata yang dirampas merupakan senjata sitaan aparat keamanan dalam operasi melawan teroris.
Kelima polisi yang gugur adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Fandy Nugroho, Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.
Sedangkan satu anggota Densus 88, Bripka Iwan Sarjana, yang sempat disandera, berhasil dibebaskan. (den)