Radar Sriwijaya – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan 6 ribu sertifikat tanah kepada masyarakat di Plaza Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Jumat (13/7/2018).
Dalam penyerahan sertifikat tersebut, Jokowi meminta masyarakat Sumsel untuk memanfaatkan kepemilikan sertifikat tanah dengan sebaik-baiknya. Biasanya masyarakat itu kalau sudah memiliki sertifikat itu langsung digadaikan tetapi masyarakat harus jeli uangnya itu harus bermanfaat berdasarkan kemampuan pemegang sertifikat.
“Kalau sertifikat mau dijadikan agunan, digunakan untuk pinjam uang di bank, ya silakan. Tapi saya pesan hati-hati,” pesan Jokowi.
Namun orang nomor satu di Indonesia berpesan agar uang pinjaman hasil penghasilan sertifikat tanah digunakan untuk kegiatan ekonomi produktif.
“Hasil pinjaman di bank dimanfaatkan untuk modal usaha, modal kerja. Jangan untuk beli mobil, nanti kalau gak mampu bayar gimana, aset disita, sertifikat hilang, jadi harus jeli sebelum digunakan,” katanya.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan, alasan dirinya selama lima tahun terakhir menggenjot pemberian setifikat untuk masyarakat. Lantaran banyaknya masalah sengketa yang terjadi di masyarakat desa maupun kota.
“Saya sudah keliling keluar masuk wilayah, desa maupun kota, saya mendapati banyak masyarakat mengeluh mengalami sengketa lahan atau tanah,” bebernya.
Sengketa tersebut banyak hal diantaranya, ada sengketa antara warga dengan warga, warga dengan pemerintah, warga dengan swasta, semua tentu sangat memberatkan.
” Sengketa itu disebabkan karena masyarakat tidak memiliki hak atas tanah mereka. Dari keprihatinan itulah, saya ingin sengketa itu ditekan, caranya dengan penerbitan sertifikat ini,” ujarnya.
Ia mengaku hingga tahun 2017 menargetkan penerbitan untuk lima juta warga masyarakat. Sementara hingga tahun 2019 mendatang Ia menargetkan hingga 7 juta sertifikat
“Saya katakan itu harus selesai sesuai dengan target, bagaimanapun caranya,” pungkasnya. (den)