Radar Sriwijaya – Kepala BNN Provinsi Sumsel, Brigjen Pol Jhon Turman Panjaitan mengungkapkan, Provinsi Sumsel belum terbebas dari jerat Narkoba. Pasalnya, terdapat 102 ribu orang yang menjadi pecandu Narkoba di Sumsel dari prevalensi nasional sebesar 1,77 persen.
“Sumsel masih darurat Narkoba, ini harus kita kikis perlahan-lahan, tidak cukup diberantas oleh BNN dan Polri saja,” ungkapnya, saat dijumpai usai upacara peringatan Hari Anti Narkoba Internasional yang digelar di halaman Griya Agung, Selasa (17/7/2018).
Dia menyebut, dalam semester awal di 2018 ini, sebanyak 386 pecandu Narkoba telah direhabilitasi di Sumsel. Oleh karena itu, ia juga menyatakan rasa prihatinnya terhadap peredaran gelap Narkoba yang dirasakan bangsa-bangsa di dunia.
“Pasokan-pasokan sindikat Narkoba ini, adalah 10 kilogram setiap bulannya di Sumsel, hanya saja tidak seluruhnya terungkap, paling banyak adalah ganja dan ekstasi,” jelasnya.
Menurutnya, sindikat jaringan Narkoba yang masuk ke Sumsel rata-rata berasal dari aceh, dengan menggunakan jalur laut melalui pelabuhan Tanjung Api Api (TAA), kemudian ke Pangkal Pinang dan saat di Jakarta dan Bandung barang tersebut siap diedarkan.
“Saat ini anggota kita sudah dilatih untuk mencurigai mobil-mobil yang diduga membawa Narkotika di dalamnya guna menekan angka peredaran Narkoba,” katanya.
Dalam Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional yang jatuh pada 26 Juni 2018 ini, dihadiri Wakil Gubernur Sumsel, Ishak Mekki, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, ratusan personel TNI, serta 2.500 pelajar SMA di Kota Palembang. (den)