Radar Sriwijaya – Harga daging ayam yang tinggi dan tak kunjung turun membuat resah dan kecewa para pembeli serta pedagang daging ayam. Harga yang terpantau hingga saat ini mencapai Rp45 ribu/kg bahkan ada beberapa pedagang menjual Rp48 ribu/Kg.
Menurut, seorang penjual ayam potong, Masyitoh (48), kenaikan ini belum kunjung turun sejak Hari raya Idul Fitri lalu.
“Jelang lebaran naik berangsur dan sekarang harganya jadi Rp 45 ribu malah ada yang jual Rp 48 ribu perkilogramnya,” ungkap wanita paruh baya yang sehari-hari menjual ayam potong di pasar KM 5 ini, saat dijumpai, Rabu (25/7/2018).
Menurutnya penyebab kenaikan ini karena larangan dari Dinas Peternakan yang melarang peternak unggas melakukan penyuntikkan ketubuh ayam supaya cepat besar.
“Dampaknya ya stok ayam selalu sedikit dari peternak karena butuh waktu lama untuk membesarkan ayam tanpa disuntik, gak mungkin ayam-ayam kecil saja yang kita jual,” ungkap Masyitoh dengan nada menggerutu.
Ia berharap paling tidak setelah perhelatan Asian Games nanti, harga ayam kembali normal dan pembeli sudah pasti ramai.
“Kalau pembeli seperti ibu rumah tangga sudah jarang, sepi peminatnya karena harga ayam sekarang mahal, dan hal ini mempengaruhi pendapatan kami para penjual daging ayam,” imbuhnya.
Sementara itu, pelaku usaha warung makan, Wati (46), yang ditemui tengah berbelanja mengaku dirinya mesti pandai-pandai mengatur keuangan rumah tangga dan harga makanan yang ia jual.
“Mau tak mau kita juga naikin harga karena memang sekarang harga ayam mahal,” ujar Wati saat sedang berbelanja di Pasar KM 5.
Lanjutnya, kenaikan harga belum dapat dipastikan akan berlangsung sampai kapan, karena itu dirinya meminta kepada pemerintah untuk mencarikan solusi agar harga dapat normal kembali. (den)