GAPKI Ramal Harga CPO Bisa Merangkak ke Angka US$100 per Ton

Radar Sriwijaya – Kebijakan 20 persen biodiesel ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar (B-20) bagi kegiatan tanpa kewajiban pemerintah (non-PSO), dianggap oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mampu mendongkrak harga minyak kelapa sawit (CPO) sampai US$50 per metrik ton. Dengan demikian, ini diharapkan bisa mengangkat kembali harga CPO dari level saat ini di kisaran US$540 per metrik ton menjadi ke level US$600 per metrik ton.

Implementasi B-20 bagi non-PSO diperkirakan bisa meningkatkan permintaan CPO hingga 1 juta ton tahun ini. Di atas kertas, harga CPO bisa diangka US$50 per metrik ton, setidaknya kenaikan harga minimum bisa diperoleh.

“Secara teknis harga sawit bisa naik mencapai US$100 per metrik ton. Tapi kalau ini berjalan, minimum kenaikan US$50 per metrik ton didapat. Di akhir tahun, devisa sawit bisa lebih tinggi dari beberapa bulan terakhir. Ini membantu defisit transaksi berjalan,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) GAPKI, Togar Sitanggang, disadur dari bumn.go.id, kamis (9/8/2018).

Menurutnya, penggunaan biodiesel domestik sangat membantu permintaan CPO dalam negeri. Sebab, ia memproyeksi bahwa nilai dan volume ekspor CPO di tahun ini akan turun dibanding tahun kemarin.

Hingga akhir tahun, GAPKI memperkirakan penurunan volume ekspor CPO sebesar 5 persen dibanding tahun lalu, lantaran sentimen hambatan ekspor dari mulai India hingga Uni Eropa. Bahkan, pengaruh ini sebenarnya sudah mulai terasa di semester I kemarin, di mana stok akhir CPO membengkak karena permintaan ekspornya mengecil.

Data GAPKI pada Mei kemarin menunjukkan stok CPO ada di angka 4,75 juta ton atau melonjak dari bulan sebelumnya 3,97 juta ton. Penurunan ini sangat disayangkan lantaran GAPKI sempat optimistis bahwa volume ekspor tahun ini bisa naik 10 persen. Sehingga, permintaan CPO sangat bergantung pada kebutuhan dalam negeri.

“Karena negara importir sawit ini berulah, maka tren penurunan ini masih akan sangat terasa. Jadi kami berharap banyak dari B-20 untuk semua sektor,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan implementasi B-20 diharapkan bisa mengerek harga CPO menjadi US$100 per ton. Sehingga, ini diharapkan bisa memutarbalikkan defisit neraca perdagangan yang masih defisit US$1,02 miliar dalam enam bulan pertama di tahun 2018. (den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *