Susah Antar Jenazah, Warga Tolak Jembatan Layang

Radar Sriwijaya (OKI) – Belasan warga Desa Terusan Laut, Kecamatan SP Padang, Kabupaten OKI, melakukan aksi unjuk rasa secara damai pada lokasi proyek pembangunan jalan tol Kayuagung-Palembang-Betung (Kapal Betung) yang ada di Desa Terusan Laut.
Belasan warga melakukan orasi dengan membentangkan karton yang berisikan tuliskan menolak dibangunnya jembatan penyeberangan yang melintasi jalan tol sebagai akses masyarakat.
Dalam orasinya, masyarakat menolak keputusan sepihak dari PT Waskita Karya, karena pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), dinilai akan menyulitkan akses jalan mereka bila hendak mengangkut hasil kebun, sawah dan mengantarkan jenazah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
“Dengan tinggi jembatan hingga 10 meter akan sangat menyulitkan kami saat melintasinya, karena akan ada tanjakan dikedua sisi yang tingginya mencapai 10 M. Jadi kami minta agar jalan kami tetap dibawah,” jelas salah satu dari perwakilan masyarakat pada saat melakukan aksi unjuk rasa, Senin (13/8)
Menanggapi hal tersebut, pihak dari pelaksana PT Waskita, Hasril didampingi oleh pengawas lapangan, Dwi menjelaskan bahwa pihak PT Waskita hanya sebagai pelaksana pengerjaan saja, sedangkan yang mempunyai wewenang penuh sebagai pemilik proyek yakni PT Srimp.
“Kami hanya menjalankan prosedur pembangunan sesuai dengan rencana kerja yang diperintahkan. Sedangkan yang berhak yakni pemilik proyek, jadi kami harus menunggu keputusan dari PT Srimp,” bebernya.
Sementara itu, salah satu perwakilan dari PT Srimp, Endang Subari sebagai pengawas lapangan mengatakan bahwa dirinya akan menyampaikan aspirasi ini kepada pihak manajemen dan dirinya tidak bisa memutuskan langsung hal ini.
“Semuanya butuh proses pak, tidak bisa secara langsung ditetapkan karena sepengatahuan saya setelah disampaikan kepihak managemant, mereka akan melakukan rapat terlebih dahulu dan Jika seandainya disetujui maka akan ada proses lagi yakni tahap perubahan rencana dan penghitungan biaya, hal ini juga harus diajukan terlebih dahulu melalui rapat,” jelasnya.
Terpisah Kepala Desa Terusan Laut, Sukarni melalui Sekdesnya, Alrasyid mengatakan bahwa selaku pemerintah desa dirinya telah lama menyampaikan aspirasi ini kepada pihak pengerjaan jalan tol kapal betung, baik secara tertulis maupun lisan.
“Lantaran hingga saat ini belum ada jawaban jadi saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan aksi mereka karena ini memang kehendak dari masyarakat,” jelasnya.(bud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *