Radar Sriwijaya – Puluhan warga Kota Pendopo Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mendatangi kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lematang Cabang Pendopo pada Sabtu (18/8/2018) di bilangan Jalan Merdeka Lembah Golf, Kelurahan Handayani Mulia.
Kedatangan mereka dengan maksud menindak lanjuti keluhan masyarakat terhadap pelayanan PDAM yang sudah lebih dari 12 hari tak kunjung mengalir ke pelanggan. Kepala Kantor Cabang PDAM Tirta Lematang menerima langsung kedatangan warga didampingi sejumlah petugas kepolisian dan TNI.
“Seharusnya pihak PDAM sudah memahami kondisi di sini, kalau memang diperhatikan, tidak mungkin mesin pompanya sampai dua-duanya rusak berbarengan. Kami, selaku masyarakat menilai PDAM ini tidak serius dan tidak bertanggung jawab terhadap pelayanan pada konsumennya.” jelas Sofian warga Kelurahan Bhayangka di Kantor PDAM, Sabtu (18/8/2018).
Hal senada juga disampaikan Desi Maizal, salah satu warga yang ikut mendatangi dalam aksi tersebut. Dirinya menegaskan agar pihak PDAM dapat menjalankan tuntutan yang diminta masyarakat.
“Hal seperti ini sudah sering kali terjadi, PDAM sering tidak mengalir bahkan seminggu tidak mengalir. Tetapi, jika diancam masyarakat akan melakukan aksi demo barulah pihak PDAM mengalirkan air pada konsumen. Sedangkan, untuk pembayaran beban yang di lakukan oleh PDAM ini merupakan beban pembayaran yang termahal didunia, yakni senilai Rp 70.000,” jelasnya
Selain itu, Desi Maizar juga berharapannya kepada Pemerintah Kabupaten PALI dapat secepatnya mengambil alih aset PDAM agar pelayanan pada masyarakat dapat maksimal.
“Baik pemerintah maupun anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, agar secepatnya aset tersebut dapat diambil alih. Kalau sudah dikelola sendiri maka pelayanan terhadap masyarakat akan lebih maksimal,” pungkasnya
Sementara, Kepala Kantor Cabang PDAM, Rusdi, membenarkan jika pasokan air yang didistribusikan kemasyarakat terkendala akibat ada pompa suplay yang rusak. Dan pihaknya telah berusaha melakukan perbaikan.
Saat ini telah selesai perbaikan, namun karena di Talang ubi ada empat zona, maka pembagian waktu pengaliran juga terbagi. Sedangkan untuk sekali pengaliran satu zona memakan waktu hingga 10 jam, yang terbagi 5 jam penyaluran kepada pelanggan dan 5 jam pengisian bak penampungan.
“Ditambah lagi bentuk geografis kota pendopo yang berbukit menambah penghambat pengaliran air pada masyarakat,” ungkapnya. (den)