Radar Sriwijaya (OKI) – Berdasarkan data pusat statistik (BPS) yang melakukan penghitungan dengan metodelogi terbaru, terjadi penurunan luas baku lahan pertanian di Indonesia termasuk di Ogan Komering Ilir.
Mengacu pada metode tersebut, luas lahan pertanian di Ogan Komering Ilir, berkurang menjadi 53, 835 Ha saja atau terjadi alih fungsi lahan pertanian seluas 58.641 ha atau mencapai 52,14 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Terkait hal tersebut, selaku daerah cadangan beras nasional Bupati Ogan Komering Ilir, H. Iskandar, SE turut angkat bicara.
Menurut ketua APKASI Regional Sumatera ini terkait dirilisnya data tersebut pihaknya akan semakin fokus untuk dalam upaya peningkatan produksi padi di Ogan Komering Ilir.
“Kita mendukung metode terbaru yang diluncurkan oleh BPS selaku satu-satunya lembaga yang diakui undang-undang sebagai referensi acuan data nasional. Hasil tersebut kita jadikan pemicu untuk lebih giat lagi dalam memperluas dan meningkatkan produksi beras” ungkap Bupati OKI, H. Iskandar, SE, Selasa, (30/10).
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten OKI, Syarifudin, SP, M. Si mengungkapkan mengacu perhitungan BPS pada tahun 2013 luas lahan pertanian di Ogan Komering Ilir (OKI) mencapai 112.476 ha lalu berdasarkan penghitungan terbaru melalui metode KSA tersisa 53,835 ha.
Dicontohkan Syarifudin berdasarkan penghitungan terbaru tersebut di Kecamatan Lempuing Jaya luas lahan pertanian hanya menyisakan 3 ha saja sementara dilapagan mencapai 11,412 Ha bahkan menurut dia terjadi pengembalian lahan sawah dari tanaman karet di Kecamatan tersebut mencapai 101,2 ha yang akan mulai tanam periode Oktober-Maret (Okmar).
“Artinya ada perbedan angka signifikan yang mungkin karena perebedaan metode ukur dari metode lama (eye estimate) ke metode baru kerangka sampel area (KSA). Dilapangan kita fokus meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani saja” tungkasnya. Sembari menambahkan bahwa harga pangan di pasaran termasuk beras relatif stabil. Tidak ada gejola.(den)