Radar Sriwijaya (Sekayu) – Gerry Utama adalah sosok anak muda yang progresif, milenial, dan inspiratif.
Pria kelahiran Palembang 27 Juni 1993 ini kedua orangtuanya berasal dari Musi Banyuasin, ayahnya Ganepo berasal dari Desa Toman, kakek pihak ayahnya bernama Hasmir , sedangkan ibunya Henny Novariany berasal dari Desa Bailangu kakek pihak ibunya bernama Hussaini Syamsudin.
Kedua orangtuanya bekerja sebagai guru. Jauh dari pengamatan kita, beliau menyelesaikan pendidikan di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan nilai yang sangat memuaskan.
Anak muda yang fasih berbahasa Rusia ini memulai karir sebagai asisten hingga menjadi peneliti pada institusi yang sama hingga saat ini.
Berbicara banyak pada bidang geografi, pemetaan , perbatasan negara, etnogeografi, dan pengurangan risiko bencana, dan kajian lingkungan hidup. Merupakan bidang kajian yang digeluti oleh Gerry yang saat ini bertugas sebagai peneliti di Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana Fakultas Geografi UGM.
Tahun 2014 ditugaskan ke Kamboja sebagai Delegasi Indonesia sebagai pembicara di _Southeast Asia Geography Association (SEAGA)_ , kemudian di tahun 2015 menjadi pembicara di _International Quaternary Asociation (INQUA)_ di Nagoya, Jepang, dan pembicara mewakili Indonesia pada _International Geographical Union (IGU)_ di Moskow, Rusia pada tahun 2015 . dan menjadi pembicara pada International Rural Research Planning Group di Yogyakarta, tahun 2017, pada pada tahun 2018 berbicara pada Indonesia Development Forum 2018 yang diinisasi oleh Kementerian Bappenas/PPN dan Pemerintah Australia. Dan tahun 2019 menjadi satunya-satunya dari Indonesia yang berbicara pada _Interflood_ 2019 di Singapura
Karya-karya yang telah dihasilkan beliau banyak menulis riset ilmiah
• _GIS Application for Blood Donor Active Mapping in Yogyakarta City (2014)_
• _Analysis Correlation Between Actual Landslide and Landforms Genetic in Sub-Watershed Merawu Banjarnegara_ (2015)
• _Participatory Geographic Information System in Planning Integration Smart Villages in The Outermost Area (Case Study: Letung Village, Riau Archipelago Province, Indonesia) (2017)_
• _Increasing Capacity of Landslides Hazard Risk Reduction in Merawu Sub-Watershed Banjarnegara Regency (2017)_
• Optimalisasi Pengembangan Kawasan Perbatasan Laut Berbasis Perencanaan Geowisata di Pulau Jemaja, Propinsi Kepulauan Riau (2018)
• _River Flood Asssessment Based on Ethno-Geography Perspective at Musi River South Sumatera, Indonesia (2019)_
Saat ini beliau ditunjuk oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dalam mengkaji sejarah jalur maritim secara geospasial pada peradaban nusantara. Anak muda ini juga sedang menyelesaikan buku pertama yang berjudul “Trans-Siberia” yang merupakan kisah perjalanan yang dilalui dengan menggunakan kereta terpanjang di dunia yang membentang dari Moskow hingga Vladivostok sepanjang 9928 km.
Pria yang memiliki hobi berpetualang dan fotografi ini telah bertugas di berbagai pelosok Indonesia dari Sabang hingga Merauke dengan usia yang terbilang masih sangat muda.
Tidak hanya itu, bertugas di pelosok Indonesia sudah menjadi kegiatan yang dilakukan saat bertugas membantu masyarakat di pelosok dalam menyediakan informasi geospasial pada masyarakat adat dan masyarakat di kawasan perbatasan serta melakukan kegiatan pemberdayaan dalam mengembangkan potensi sumber daya alam yang dimiliki kepada masyarakat yang berada di pelosok Indonesia.
Sosok Anak muda yang santun dan humoris ini mengatakan “Bahwa salah satu cara memetakan suatu tempat, yakni dengan cara mengunjungi tempat itu sendiri” . Dengan bertugas dimanapun, bertemu dengan berbagai macam latarbelakang orang , sangat memberikan manfaat yang sangat besar dalam menambah pengalaman kita dalam menghadapi tantangan global.
Pemikiran-pemikiran yang dituangkan dalam bentuk riset dan kegiatan pengabdian yang dilakukan merupakan salah satu penjabaran dalam implementasi mengenai ilmu pengetahuan yang dimiliki. Semakin banyak berbagi, maka semakin besar juga manfaat yang diterima orang banyak.(*)