**Simulasi Sispam Kota Polres OKU
Radar Sriwijaya (OKU) – Ratusan massa terlibat bentrokan dengan puluhan aparat Kepolisian Polres Ogan Komering Ulu, Jumat pagi ini (22/3).
Beberapa aparat pengendalian massa (Dalmas) Satuan Sabhara Polres OKU harus mendapat penanganan medis dan dilarikan dari tempat kejadian perkara TKP menggunakan mobil ambulance. Bentrok massa vs polisi anti huru hara tersebut terjadi di Terminal Tipe A Batukuning.
Pengamanan wilayah Kota Baturaja diperketat agar kerusuhan yang sudah pecah makin meluas. Objek-objek vital pun dilakukan penjagaan berlapis oleh polisi bersenjata lengkap.
Polisi berhasil menguasai sepenuhnya keamanan dalam Terminal Tipe A Batukuning itu, massa yang berjumlah ratusan bertindak anarkis. Berbagai upaya dilakukan aparat untuk menghalau massa dan menenangkan mereka.
Hanya saja, aksi yang tadinya berjalan kondusif mendadak tak bisa lagi terkendali. Mereka makin brutal melempari polisi dan aparat gabungan dengan berbagai macam benda.
Sampai-sampai dikerahkan mobil pemadam kebakaran untuk menyemprotkan air ke kerumuman massa yang tengah menyerang polisi yang memilih bertahan ketimbang membalas aksi massa.
Pecahnya kerusuhan besar ini dipicu karena mereka memaksa polisi untuk melepaskan salah seorang warga desa mereka. Penahanan seorang rekan mereka dilakukan sementara di Kantor Bawaslu OKU.
Penahanan warga di Kantor Bawaslu OKU tersebut saat dilaksanakannya pemungutan suara pemilu dan pemilihan presiden disalah satu TPS yang ada Terminal Batukuning, ada warga yang hendak menggunakan hak suaranya. Dia datang dengan membawa KTP Elektronik sebagai identitas resminya.
Tapi kemudian petugas KPPS setempat curiga dengan pemilih satu ini. Karena terlihat jarinya ada bekas tinta. Itu adalah tinta yang menandakan bersangkutan sudah menggunakan hak pilih sebelumnya di TPS lain.
Petugas KPPS pun melarang yang bersangkutan untuk kembali mencoblos. Terjadilah perdebatan sengit dalam TPS 03 Terminal Batukuning. Pemilih tadi tetap ngotot mau mencoblos. Akhirnya petugas menghubungi polisi untuk minta bantuan mengamankan pemilih yang hendak mencoblos dua kali.
Polisi pun merespon cepat laporan dari TPS dan mengamankan orang tersebut. Kemudian di bawa ke Kantor Bawaslu OKU untuk diproses sesuai hukum berlaku terkait pelanggaran Pemilu.
Namun kemudian, tak berselang lama datanglah ratusan warga desa pelaku. Mereka minta polisi membebaskan rekan mereka di dalam Gedung Bawaslu OKU. Sehingga terjadilah peristiwa mencekam seperti diceritakan di atas.
Semua kejadian tersebut menggambarkan bagaimana penanganan sistem pengamanan (Sispam) kota Polres OKU untuk menghadapi pemilu 2019.
Simulasi Sispam Kota itu digelar berbarengan apel pasukan pengamanan pemilu dan pilpres 2019. Sekaligus apel pasukan Operasi Sikat Musi.
Rangkaian acara dipimpin langsung Kapolres OKU AKBP Dra NK Widayana Sulandari. Turut disaksikan Unsur Muspida OKU, Komisioner KPU OKU, Komisioner Bawaslu OKU dan sejumlah elemen masyarakat lainnya.
“Dengan simulasi dan apel gabungan ini kita ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa polisi dan tim gabungan sangat siap menjaga situasi keamanan dan ketertiban dalam Pemilu 2019 nanti,” kata Kapolres OKU usai simulasi.
Pihaknya menekankan agar masyarakat jangan coba-coba untuk membuat pelanggaran pemilu. Tindakan tegas sesuai standar yang berlaku di kepolisian akan ditegakkan bila terjadi seperti contoh dalam simulasi yang barusan mereka peragakan.(Diq)