photo :ist/net.
** Bertambah 185, Sumsel Tidak Ada Penambahan
Radar Sriwijaya,- Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyampaikan bahwa masih ada penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air. Berdasarkan data yang masuk hingga Senin (20/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 185 kasus Covid-19.
Penambahan dalam 24 jam terakhir itu menyebabkan total ada 6.760 kasus Covid-19 di Indonesia, sejak kasus pertama diungkap pada 2 Maret 2020. Hal ini diungkapkan Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, pada Senin sore.
“Kasus positif yang kita dapatkan pada hari ini 185 orang, sehingga totalnya 6.760 orang,” ujar Achmad Yurianto.
Dalam periode yang sama, Yuri juga mencatat ada penambahan 61 pasien yang telah dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan. Dengan demikian, total pasien sembuh ada 747 orang. Namun, Yuri menyatakan kabar duka dengan masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Ada penambahan 8 pasien yang tutup usia setelah sebelumnya dinyatakan positif virus corona.
“Sehingga jumlahnya menjadi 590 orang,” ujar Yuri.
Kasus baru dari 13 provinsi Data pemerintah memperlihatkan bahwa penambahan kasus Covid-19 sejak kemarin hingga hari ini berasal dari 13 provinsi. DKI Jakarta mencatat penambahan tertinggi dengan 79 kasus baru. Hal ini menjadikan total ada 3.097 kasus Covid-19 di wilayah Ibu Kota.
Sementara itu, Banten juga mencatat penambahan tinggi dengan 29 kasus baru, disusul Jawa Barat dengan 25 kasus baru. Sejumlah kasus baru juga tercatat di 3 provinsi di Kalimantan, yaitu Kalteng (14 kasus baru), Kaltara (5 kasus baru), dan Kaltim (4 kasus baru). Seperti apa penyebaran kasus baru Covid-19 di 13 provinsi?
Berikut datanya: Penambahan kasus baru 20 April 2020:
- DKI Jakarta: 79 kasus baru
- Banten: 29 kasus baru
- Jawa Barat: 25 kasus baru
- Kalimantan Tengah: 14 kasus baru
- NTB: 11 kasus baru
- Bali: 5 kasus baru
- Kalimantan Utara: 5 kasus baru
- Kalimantan Timur: 4 kasus baru
- Riau: 4 kasus baru
- Jawa Tengah: 3 kasus baru
- DIY: 2 kasus baru
- Sumatera Barat: 2 kasus baru
- Sumatera Utara: 2 kasus baru
Total: 185 kasus baru
Sementara itu untuk wilayah Sumatera Selatan terkonfirmasi Tidak ada penambahan kasus baru positif Covid-19
“Untuk hari ini, kasus konfirmasi positif baru Covid-19 per tanggal 20 April 2020 nihil,” tegas H Achmad Rizwan SSTP MM, Kepala Dinas Kominfo Sumsel melalui video conference, Senin (20/4).
Rizwan menyebutkan, total jumlah ODP hari ini 2.618, selesai pemantauan 1.976 orang, masih dalam pemantauan 652 orang. Sedangkan jumlah PDP keseluruhan 106 orang, selesai pengawasan 68 orang, proses pengawasan 38 orang. Untuk penambahan PDP hari ini 6 orang.
“Untuk sampel yang diperiksa di laboratorium, jumlah sampel yang diperiksa 295 orang, terdiri dari Orang Tanpa Gejala (OTG) 156 orang, PDP 109 orang, ODP 30 orang, jumlah sampel positif 89 orang, jumlah sampel negatif 110, masih proses pemeriksaan 82 orang,” ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk konfirmasi sembuh jumlah total 4 orang, dari Kabupaten OKI 2 orang, Palembang 1 orang, luar kota 1 orang.
“Sedangkan kasus sembuh per 20 April 2020 belum ada, begitu juga untuk total yang meninggal dunia,” tambahnya.
Sementara itu, Yusri, salah satu jubir Satgas Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Sumsel mengatakan, terkait PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Sumsel sendiri secara real sebenarnya sudah berjalan sebelun Palembang diumumkan masuk kedalam zona merah.
“PSBB ini sebenarnya secara real sudah berjalan, bentuknya seperti peliburan sekolah, peliburan kerja, tapi PSBB yang secara legal yang mana itu mendapat persetuan dari Menteri Kesehatan, itu yang mengajukan adalah kab/kota bukan dari gubernur. Artinya lewat bupati/ walikota bukan gubernur. Kalau gubernur yang mengajukan PSBB artinya itu PSBB tingkat provinsi,” jelasnya.
Dan untuk syarat dilakukannya PSBB tersebut ada syaratnya. Yusri menyebutkan, untuk syarat PSBB pertama haru ada transmisi lokal yang kita perkirakan tidak terkendali.
“Di mana kita melakukan kontak raising orang-orang yang kontak dengan kasus ini sudah tidak jelas lagi sumbernya. Kemudian ciri-ciri kasusnya yaitu sudah tidak terkendali lagi, dalam artian ada kontak lokal itu kita melihat perkembangan kasus yaitu berdasarkan orang, tempat dan waktu,” terangnya.
“Perlu kami jawab bahwa kasus yang terjadi di kota Palembang masih sebatas pada keluarga dan tenaga kesehatan. Namun jangan sampai ada pengertian lain di masyarakat terkait tenaga medis, yang mana tenaga kesehatan sendiri dia sudah dilakukan penanganan sesuai dengan kasusnya. Sudah diisolasi di rumah sakit atau dilakukan perawatan di tempat khusus seperti di Wisma Atlet, jadi untuk masyarakat itu tidak masalah. Mungkin untuk saat ini PSBB perlu kajian lagi, dan itu akan diusulkan dari kota Palembang,” tandasnya.(rel)