Foto armizi/Radar Sriwijaya
Radar Sriwijaya (OKU) – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Provinsi Sumatera Selatan bersama rombongan Senin kemarin (26/10/2020) melakukan kunjungan ke SMK Negeri III Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan. Kemudian kunjungan dilanjutkan ke SMKN II OKU pada selasa (27/10/2020).
Ketua KPAD Eko Wirawan, SH saat di bincangi mengatakan, Sekarang ini sesuai dengan anjuran Pemerintah Sumatera Selatan untuk meningkatkan sekolah yang ada di Sumsel ini yakni Sekolah Ramah Anak.
Sekolah Ramah Anak (SRA) lanjut Eko adalah satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya.
“Mendukung partisipasi anak tertuma dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawaasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.”terang Eko.
Eko menambahkan, untuk menjadikan sekolah tersebut menjadi SRA tentu harus ada yang dipenuhi disekolah tersebut, diantaranya memilik kantin yang sehat, ruang laboraturiun, ruang praktek, ruang perpustakaan yang lengkap dengan bukunya, termasuk juga toiletnya harus bersih, dan Satpamnya juga memilik sertifikat.
“Nah, hasil monitor kita kesekolah ini nanti akan kita laporkan kedinas pendidikan provinsi Sumatera Selatan, apakah sekolah tersebut sudah masuk di katagori SRA atau belum.” tukasnya.
“SMK Negeri II ini saya sangat kabum melihatnya semua alat- alat untuk praktek sangat bagus dan itu semuanya alat mahal dan berkelas mulai dari mesin jahir, oven untuk masak kue, sekian banyak sekolah kejuruan yang sudah kami monitor baru SMK II OKU ini yang membuat kami kagum dan perlu diacungi jempol.” terang Eko.
Lebih lanjut diterangkannya, saat ini yang sudah dimonitor yakni OKU Timur, OKU, Prabumulih, Lahat, Banyuasin,nanti bulan november kita akan moniv ke Ogan Ilir, Muara Enim dan PALI.
Kepala sekolah SMK II, Berkat Hanapi, S.Pd saat dibincangi mengatakan, Sekarang ini siswa disekolahnya 738 orang dari sekian banyak siswa hanya 80 orang siswa laki-laki sisanya perempuan.
“Dimasa pandemi ini siswa kita memang belajar melalui daring, tapi pelajaran praktek tetap kita lakukan disekolah, sebab mengapa ini tetap kita lakukan kalau siswa praktek di rumah melalui daring rasanya kurang pas, lagi pula kemungkain mereka di rumah tidak ada alat untuk praktek, sedangkan disekolah kita semua alat lengkap, baik itu untuk jurusan tata boga, busana dan kuga yang lainnya.”jelas Hanapi.
Bedanya kalau sebelum ada virus covid 19 kita prakteknya perkelas, sekarang ini dalam satu kelas kita bagi menjadi dua dan tetap menggunakan mematuhi ptotokol kesehatan. Praktek setiap kelas satu minngu sekali prakteknya selama tujuh jam pelajaran, baik itu busana, boga maupun yang lainnya.
“Kedapannya kita akan membuat kantin yang lebih baik lagi, hasil dari karya siswa bisa dijual sehingga bisa menghasilkan, khususnya dijurusan tata boga, dan kita akan menghubungi dinas kesehatan bagaimana membuat kantin sehat.” ujar dia.
Pihaknya juga akan meminta bantu dengan perusahan untuk membuat kantin salah satunya PT Semen Baturaja, dan juga akan menghubungi kementerian perdagangan.
“Bahkan kita berencana membuat Hotspot untuk internet, Kita akan bekerja sama dengan dinas tenaga kerja untuk penerimaan karyawan perusahaan baik itu karyawan swasta, BUMD maupun BUMD, dengan seperti ini alat kita nanti selain untuk praktek juga bermanfaat untuk kegiatan lainnya, dan tenaganya sudah tentu para siswa kita yang memang sudah ahli dalam hal ini.” Tandas Hanapi.(Diq)