Banyuasin,radarsumsel.com —
Serikat Petani Indonesia Wilayah Sumatera Selatan atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan DPW SPI Sumatera Selatan selalu memberikan inovasi dan terobosan-terobosan bagi Petani khususnya di daerah kawasan.
Kali ini DPW SPI Sumsel bersinergi dengan PUSPERI (Pusat Kajian dan Pengembangan Perikanan Rawa Indonesia) dan Spora Institute, pada kegiatan One Day Sharing Value Zero Budget Natural Farming, Sabtu (19/12/20).
Kegiatan yang diikuti oleh para Mahasiswa lintas Kampus diantaranya;
1. Sefta Yanti Harlinda ( universitas Islam Ogan Komering Ilir)
2.diki afreza (universitas Sumatera Selatan)
3. Ririn Nurhidayanti ( KPA Belantara Palembang )
4. Muhammad Reza Kharisma ( Univ. Muhammadiyah Palembang )
dst.
5. Febri Walanda (HM)
6. Rio Susanto ( Univ. Tridinanti Palembang ).
7.serly Novita sari (STIPER belitang)
8. Uli Rahma Eperissza ( Uin Raden Fatah )
9. Alfin Jayatra (Universitas Sriwijaya)
10. Alfina Damayanti (Universitas Sriwijaya).
Sementara itu Widya Astin, S.Sos. selaku Ketua DPC SPI Kabupaten Banyuasin selalu mensupport seluruh kegiatan yang dihelat oleh DPW SPI Sumsel terutama kegiatan yang bertujuan untuk mensejahterakan para petani.
“DPC SPI Banyuasin selalu mendukung kegiatan DPW Sumsel yang kali ini bersinergi dengan PUSPERI dan SPORA, Kegiatan yang diikuti mahasiswa dan mahasiswi Sumsel ini menunjukkan ketertarikan pemuda pemudi untuk kembali bertani,” tukas nya.
Lanjut Widya, dirinya berharap dengan diadakannya kegiatan Zero Budget Natural Farming (ZBNF), dapat mengedukasi para petani agar tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam pertanian dan diharapkan juga dalam prakteknya dapat membuat para petani menolak penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya guna ekosistem tetap terjaga.
“Dalam kegiatan Zero Budget Natural Farming (ZBNF) diharapkan dapat mengedukasi para petani untuk tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam pertanian, Mengadopsi pendekatan agroecology, ZNBF menghindarkan petani dari beban biaya tinggi akibat penggunaan bahan kimia, sekaligus meningkatkan kesehatan petani dan lingkungan. Konsep ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG), yaitu mengurangi pencemaran,” Terangnya.
“Dalam prakteknya ZBNF, selain menolak penggunaan input kimia, juga memaksimalkan semua yang ada di sekitar lingkungan untuk dimaksimalkan dalam lahan, kandungan humus dalam tanah yang dimaksimalkan dapat meningkatkan produksi yang maksimal. Outputnya yaitu bagaimana pendistribusian, pemasaran hasil produksi peetanian agar dapat dirasakan masyarakat dan menambah pendapatan bagi petani,” tutup widya. (Ags)