Photo : Capture kedua video yang beredar luas.
**Kebijakan saldo minimal kurang sosialisasi dan memberatkan.
Radarsriwijaya, (OKI).- Sejumlah pengendara yang melintas di ruas jalan tol Kayuagung – Palembang mengomel dan mengumpat di Gerbang Tol Kayuagung lantaran merasa kesal karena harus kembali top up saldo kartu e toll miliknya.
Kekesalan para pengendara ini diketahui setelah Dua video berdurasi 27 dan 37 detik yang berisikan luapan emosi seorang pengendara pria atas ketidaknyamanan yang ia rasakan di Gate Tol Kayuagung, video tersebut sontak viral di media sosial WhatsApp (WA), Rabu (18/5) malam.
Bahkan, dalam video berdurasi 27 detik, sambil merekam pengendara ini melontarkan berbagai cacian ditujukan kepada pegawai tol yang bertugas di tempat kejadian, dan terlihat di lokasi banyak juga pengendara lainnya ikut merasakan ketidaknyamanan itu.
Luapan emosi meledak-ledak yang dilontarkan seorang pengendara itu, lantaran ketika ia mau lewat di Gate Kayuagung ternyata tak bisa, karena saldo e-money kartu tol yang ia miliki tak mencukupi, sebab sudah terbayar Rp 50 ribu di Gate Kerasaman.
Dalam luapan emosi sambil mencaci maki dilontarkan bagi pegawai tol, pengendara ini protes karena ternyata pihak tol telah menerapkan aturan, bisa lewat asal saldo e-money kartu tol minimal Rp 25 ribu, jika tidak ada harus tambah saldo agar mencukupi, bila mau tetap lewat.
Jika ditelisik, seorang pengendara pria yang meluapkan emosi melalui video viral tersebut rupanya datang dari arah Kota Palembang ingin ke Kota Kayuagung melalui Jalan Tol Palembang – Kayuagung, dimana setiba di Gate Kayuagung mengalami ketidaknyamanan.
Terkait viralnya video tersebut, Sabdo Ari Mukti selaku Manager Operasional PT WST saat dikonfirmasi Kamis (19/5) menjelaskan, untuk tarif Tol Palembang – Kayuagung tetap Rp 50 ribu bagi kendaraan golongan 1, dan apabila ada kenaikan tarif pasti kami melakukan pemberitahuan dan sosialisasi.
“Nah, terkait kejadian ini berada di Gate Kayuagung utama yang pengelolanya oleh PT Hutama Karya, sehingga kronologi dan kenapa diterapkan saldo minimal bisa dikonfirmasi ke pihak mereka,” tulisnya melalui whatsApp.
Menanggapi permasalahan tersebut, PT. Hutama Karya melalui Branch Manager, Yoni Satyo Wisnuwardhono dalam siaran persnya menjelaskan bahwa dalam rangka menekan antrean di gerbang keluar (exit) tol maka diberlakukannya pembatasan saldo minimal kartu e-toll yang terbaca di gardu masuk (entrance) sebesar Rp 25.000, dimana saldo tersebut belum terpotong saat masuk ke dalam tol.
“Sedangkan dalam vidio menuturkan bahwa saldo minimal Rp 75.000 merupakan kesalah pahaman dari pengguna jalan, “tulisnya, Kamis (19/5/22).
Adapun kekeliruan dari permahaman ini menurut Yoni berasal dari tarif golongan 1 jalan Tol Keramasan – Kayuagung sebesar Rp 50.000, dimana jalan tol tersebut memiliki sistem terbuka yang memotong saldo saat melakukan transaksi (tapping) kartu e-toll di gerbang masuk Keramasan dan tidak perlu melakukan transaksi (tapping) lagi di gerbang keluar (exit).
Sedangkan jalan tol PT. Hutama Karya (Persero) menggunakan sistem tertutup dimana memerlukan transaksi 2 (dua) kali yaitu saat di gerbang masuk untuk pengambilan data asal gerbang dan transaksi (tapping) di gardu keluar untuk pemotongan saldo berdasarkan jarak tempuh, serta diberlakukannya kembali pembatasan saldo minimal Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) yang selama periode lebaran 2022 dinonaktifkan guna mempercepat arus lalu lintas lebaran.
“Ini menjadi awal kesalah pahaman,” jelasnya.
Masih dijelaskan Yoni Satyo Wisnu Wardhono melalui whatsapp nya, langkah pembatasan saldo minimal ini diberlakukan sebagai antisifasi dari PT. Hutama Karya (Persero) untuk pengguna jalan yang tidak memiliki saldo saat masuk pada tol Hutama Karya sehingga menimbulkan antrean di gerbang keluar (exit). Selain itu menurut Yoni, tindakan pembatasan saldo minimum memberikan edukasi ke pengguna jalan agar selalu memeriksa saldo sebelum masuk ke jalan tol dan mengisi saldo sebelum melakukan perjalanan.(den)