Caption : HM Djakfar Shodiq saat berada ditengah sawah bersama para petani. (Photo/dok.mjs)
Radarsriwijaya.com, (OKI).- Ditengah kesibukan jelang kontestasi politik pilkada 2024 yang saat ini masih dalam tahapan lobi-lobi politik untuk dukungan dan rekomendasi partai politik untuk mengusung pasangan calon, HM Dja’far Shodiq salah satu kandidat bakal calon bupati OKI masih menyempatkan diri bertemu dengan para petani di desa Sungai Sodong Kecamatan Mesuji OKI.
Lumpur sawah yang pekat tak menghalangi langkah H.M Dja’far Shodiq, untuk terjun langsung menanam padi bersama puluhan petani di Desa Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Rabu (22/5/2024).
Pemandangan ini mungkin akan menjadi hal yang tak biasa bagi sebagian kecil orang yang belum mengenal sosok H Dja’far Shodiq. Namun bagi sebagian besar mengenal sosok yang satu ini maka hal tersebut adalah sesuatu yang biasa karena H Dja’far Shodiq memang tumbuh dan besar dari kalangan petani.
Suasana sawah yang biasanya tenang mendadak riuh dengan canda tawa dan semangat gotong royong. Mengenakan kaos hijau hitam dan celana panjang yang sudah tak lagi bersih, Dja’far Shodiq tampak tak canggung menanam bibit padi satu per satu.
Sesekali ia berbincang dengan petani, mendengarkan keluh kesah mereka, dan berbagi harapan untuk masa depan pertanian Ogan Komering Ilir.
“Ini adalah bagian dari hidup saya, saya paham betul apa yang menjadi harapan dan keinginan mereka para petani,” ujar Dja’far Shodiq sambil menyeka keringat di dahinya.
Para petani menyambut hangat kehadiran Dja’far Shodiq. Bagi mereka, aksi turun ke sawah ini menjadi angin segar di tengah hiruk-pikuk kampanye politik yang kerap kali terasa jauh dari realitas kehidupan mereka.
“Kami senang Pak Dja’far Shodiq datang hari ini, dan beginilah beliau adanya. Semoga beliau selalu sehat dan apa yang dicita-citakannya akan terwujud,” ungkap Bapak Supardi, salah seorang petani yang ikut menanam padi bersama Dja’far Shodiq.
Aksi tanam padi bersama ini bukan satu-satunya upaya Dja’far Shodiq dalam mendorong perekonomian masyarakat petani, ia juga membuka kebun cabe dan kebun semangka dengan ratusan pekerja serta petani yang terlibat didalamnya.
“Saya percaya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang hadir di tengah rakyatnya dan paham betul dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.” tegas Dja’far Shodiq.
Aksi Dja’far Shodiq ini mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan. Pengamat politik menilai, langkah yang dilakukan oleh Dja’far Shodiq menunjukkan komitmen dan keseriusan dalam mencalonkan diri, sambil memastikan bahwa pengaruh politiknya tetap kokoh.
“Apa yang dilakukan Pak Shodiq sebetulnya menunjukkan komitmen dan keseriusan, sambil secara bersamaan memastikan agar pengaruh politiknya tetap establish,” ujar M Haekal Al Haffafah, S.Sos, M.Sos, pengamat politik dari Universitas Sriwijaya saat diwawancarai.
Selain itu, upaya mengejar angka elektoral minimum juga menjadi perhatian. Tidak boleh ada waktu kosong di tengah upaya memastikan tiket dan keputusan resmi dari partai pendukung.
“Target mengejar angka elektoral minimum juga menjadi perhatian mengingat tidak boleh ada waktu kosong di tengah upaya memastikan tiket dan keputusan resmi dari parpol pendukung,” jelas Haekal.
Basis elektoral di OKI, yang sebagian besar adalah masyarakat tradisional yang bergantung pada pertanian, menjadi perhatian khusus. Pendekatan langsung dengan mengusung jargon kesederhanaan diperkirakan akan membuka peluang baru untuk meraih dukungan elektoral.
“Kalau melihat basis elektoral OKI adalah masyarakat tradisional yang mayoritas bergantung hidup di atas sawah, sehingga rasionalisasi turun langsung dengan jargon kesederhanaan akan sangat mungkin membuka peluang mendapatkan faedah-faedah elektoral baru,” tuturnya.
Namun, Haekal juga mengingatkan bahwa proses dan tahapan menuju 27 November masih panjang, sehingga para kandidat perlu menyimpan energi politik agar stamina mereka tetap terjaga untuk menghadapi perjalanan yang masih jauh.
“Proses dan tahapan sampai 27 November masih jauh, artinya para kandidat perlu menyimpan energi politik sebab stamina politiknya harus terjaga karena rallynya masih panjang,” tutupnya.
Aksi blusukan tentu saja tidak cukup untuk memenangkan hati rakyat. Dja’far Shodiq harus mampu menerjemahkan aksi nyata ini menjadi program kerja yang konkret dan berkelanjutan jika ingin meraih kepercayaan masyarakat secara penuh.
Patut ditunggu, apakah Dja’far Shodiq mampu membuktikan bahwa dirinya bukan hanya ‘jago kandang’ di sawah, tapi juga ‘jago kandang’ di pemerintahan.(den/ril)