Radar Sriwijaya.com (OKI) – Kabupaten OKI memiliki batik khas yang dikenal dengan motif Biduk Kajang. Motif ini terinspirasi dari transportasi air tradisional khas OKI zaman dahulu, yaitu perahu besar dengan atap menyerupai rumah adat.
Biduk Kajang pernah menjadi alat transportasi utama masyarakat wilayah perairan seperti Kayuagung, Komering, Kecamatan SP Padang dan Jejawi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM OKI Suhaimi AP M.Si menjelaskan, bahwa Biduk Kajang memiliki banyak fungsi, termasuk sebagai alat perdagangan hingga tempat tinggal bagi masyarakat nomaden di daerah perairan.
“Biduk atau Perahu Kajang ini multifungsi, baik sebagai alat transportasi maupun tempat tinggal keluarga. Ini mencerminkan kehidupan masyarakat perairan yang berpindah-pindah dan tidak menetap,” ujarnya, Ahad (22/12/2024).
Lebih lanjut Suhaimi menekankan bahwa motif batik Biduk Kajang bukan hanya identitas budaya, tetapi juga kebanggaan masyarakat OKI. Motif ini sering tampil di berbagai pameran kreatif, mendapatkan apresiasi luas, termasuk dari pemerintah.
Salah satu pengrajin batik dari Desa Pematang Buluran, Kecamatan SP Padang, Suhaimi, mengungkapkan bahwa produk batiknya telah beredar luas dan diterima dengan baik.
“Di desa kami ada dua pengrajin tradisional, yaitu pengrajin songket dan batik. Alhamdulillah, produk kami sudah bisa dinikmati masyarakat luas,” ujarnya.
Ia menyebutkan dua motif utama yang dikembangkan, yaitu motif buah duku yang melambangkan ciri khas wilayah Kijang, dan motif Biduk Kajang yang menggambarkan budaya tradisional Kabupaten OKI.
Namun, proses produksi masih bersifat manual dan berdasarkan pesanan. “Kami belum bisa memproduksi secara massal karena keterbatasan alat. Jika berminat, bisa langsung memesan melalui kami atau Dinas Koperasi dan UMKM OKI,” jelasnya.
Proses pembuatan batik Biduk Kajang melibatkan cetakan khusus dengan bahan lilin yang diaplikasikan pada kain sutra putih. Setelah dicetak, kain direndam pewarna, dijemur, dan dipotong sesuai kebutuhan. Sutra sebagai bahan utama membuat batik ini nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari, baik formal maupun santai.
“Batik ini membuat penampilan lebih elegan sambil tetap melestarikan budaya lokal,” tambah Suhaimi.
Ia juga mengapresiasi dukungan Pj.Bupati OKI Ir. Asmar Wijaya M.Si dan Dinas Koperasi dan UMKM OKI yang mendorong pegawai Pemkab OKI mengenakan Batik Biduk Kajang sebagai seragam resmi di kantor.
“Dengan upaya ini, Batik Biduk Kajang terus menjadi simbol kebanggaan dan warisan budaya masyarakat Kabupaten OKI,” pungkas dia. (bram/rill/BA)